Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu, menyarankan sebaiknya perusahaan yang berinvestasi di daerah itu beralih ke model "initial public offering" (IPO).

"Perusahaan di Bengkulu sudah harus mulai berubah ke IPO, jadi lebih ke saham dari pada obligasi, dengan saham perusahaan tidak akan diberatkan suku bunga obligasi," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Bambang Himawan di Bengkulu, Senin.

Dia mengatakan hal tersebut, menanggapi kondisi kekinian, yakni sejumlah perusahaan yang kurang tertarik menerbitkan surat utang (obligasi) karena disebabkan suku bunga BI Rate yang dinilai tinggi.

Bambang mengatakan, dengan beralih ke IPO, perusahaan bergerak dengan sudut pandang saham dan serta dividen, tidak harus menerbitkan surat hutang.

Di Provinsi Bengkulu, mayoritas perusahaan yang berinvestasi, bergerak dibidang pertanian serta mineral dan batubara (minerba).

Sejumlah perusahaan bergerak di perkebunan kelapa sawit, karet dan batubara yang tersebar pada sepuluh kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.

Sementara itu, untuk memberikan kemudahan berinvestasi di Bengkulu, Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah pernah mengungkapkan, daerah itu berusaha memberikan pelayanan yang prima kepada investor.

Salah satunya dengan kemudahan pengurusan perizinan, dengan menerima masyarakat, pelaku industri maupun investor di kantor pelayanan terpadu satu atap.

"Kita berikan kemudahan bagi pengusaha yang ingin berinvestasi di Bengkulu, dan saya akan bertindak tegas terhadap pegawai, kalau ada yang bermain-main meminta uang terhadap investor dan terbukti, maka akan saya pecat, kita saat ini sedang berupaya agar investor tertarik berinvestasi. Kalau investor dimintai uang, siapa yang mau menanamkan investasinya di Bengkulu," ujarnya. (Antara)

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015