Bengkulu (Antara) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan wilayah Bengkulu mengalami kesulitan menjangkau penduduk di desa terpencil untuk menjadi peserta program pemerintah itu.

"Kantor perwakilan saat ini baru di tingkat kabupaten dan kota, belum mencapai kecamatan dan kelurahan membuat sulit menjangkau warga desa," kata Kepala BPJS Kesehatan Sumatra bagian Selatan Handaryon di Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan saat ini dari dua juta warga di Provinsi Bengkulu baru 50 persen yang menjadi peserta BPJS Kesehatan.

Untuk memudahkan pendaftaran, BPJS sudah membuka akses melalui internet sehingga warga dapat mendaftarkan diri secara "online".

"Peserta yang dijamin BPJS baru 50 persen dan dominan adalah penduduk yang tinggal di ibukota kabupaten dan kota," ujarnya.

Bagi warga yang ingin mendaftar sebagai peserta program kesehatan tersebut menurutnya dapat mengakses bpjs-online.com dengan mengikuti sejumlah petunjuk.

Lebih lanjut, Handaryon mengatakan seluruh warga Provinsi Bengkulu ditargetkan menjadi peserta BPJS pada 2019.

"Saat ini sudah lebih dari satu juta penduduk Bengkulu yang menjadi peserta BPJS artinya masih ada satu juta lagi yang belum," katanya.

Menurut dia, dari satu juta penduduk yang menjadi peserta BPJS tersebut didominasi pegawai pemerintahan berupa PNS dan honorer serta para pegawai swasta.

Sebagian perusahaan milik negara berupa BUMN yang belum mendaftarkan karyawannya menjadi peserta BPJS diharapkan tuntas pada 2015.

Ia menambahkan, BPJS Bengkulu terus melakukan sosialisasi kepada para petani, pedagang, dan masyarakat lainnya agar masuk sebagai peserta, sehingga perlindungan kesehatan mereka dapat terjamin.

Ada tiga kelas yang disiapkan BPJS untuk peserta bukan penerima upah dan bukan pekerja. Untuk kelas I besar angsuran Rp59.900 per orang, kelas II Rp42.500 dan kelas III Rp22.500 per orang. ***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015