Bengkulu (Antara) - Para petani kopi di delapan desa di Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang, Bengkulu mendesak pemerintah membangun jalan usaha tani sehingga biaya produksi pertanian dapat ditekan.
"Setiap panen kopi, kami harus mengeluarkan Rp1,5 juta per ton untuk angkutan kopi menggunakan ojek dari dalam kebun ke desa," kata Kepala Desa Batu Bandung, Deli, di Desa Batu Bandung, Jumat.
Ia menyampaikan hal itu saat reses atau jaring aspirasi anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari daerah pemilihan Kabupaten Kepahiang, Ramli Rem.
Jalan usaha tani kata Deli menjadi kebutuhan utama masyarakat di wilayah itu untuk mengangkut hasil kebun antara lain kopi, jahe dan lada.
"Terutama jalan yang menghubungkan Batu Bandung dengan Air Punggur sepanjang 12 kilometer, masih jalan tanah," tambah dia.
Saat musim hujan, jalan dengan kontur berbukit-bukit itu sangat licin dan membahayakan pengguna jalan.
Untuk mengangkut kopi dari kebun warga ke Desa Batu Bandung, petani mengeluarkan ongkos Rp1.500 per kilogram.
"Kalau musim hujan, kopi yang diangkut juga berkurang 50 persen, biasanya membawa 200 kilogram sekali jalan, hanya bisa 100 kilogram," ujarnya.
Selain jalan usaha tani dari Batu Bandung ke Air Punggur, jalan usaha tani lainnya yang dibutuhkan warga di kecamatan itu antara lain dari Batu Bandung menuju Air Les, Air Donok, Air Barus dan Tebat Rimbun.
Kepala Pemerintahan Kecamatan Muara Kemumu, Dedi Damhudi mengatakan sudah mengusulkan pembangunan jalan usaha tani tersebut ke pemerintah kabupaten setempat.
"Memang sudah ada pembukaan badan jalan sepanjang 3,7 kilometer, tapi masih tanah jadi kalau bisa langsung dikoral," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015