Bengkulu (Antara) - Petani kopi di Kecamatan Muara Kemumu, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, mulai mengembangkan sistem tumpang sari antara tanaman kopi dengan lada.

"Karena harga lada terus membaik, petani mulai tertarik tanam lada di antara tanaman kopi yang sudah lama dibudidayakan petani di daerah ini," kata Saib, petani kopi di Desa Batu Bandung, Kecamatan Muara, Jumat.

Saib mengatakan saat ini harga lada hitam yakni buah lada yang dipanen saat berwarna hijau, lalu dijemur selama dua hari hingga menghitam, dijual petani seharga Rp90 ribu per kilogram hingga Rp100 ribu per kilogram.

Sedangkan lada putih yakni buah lada yang dipanen dalam kondisi masak atau berwarna merah dan proses pengolahan yang lebih rumit dijual di tingkat petani Rp150 ribu per kilogram.

"Kami melihat ini kesempatan untuk meningkatkan pendapatan, apalagi di beberapa desa sangat banyak yang menerapkan tumpang sari kopi dengan lada," kata dia.

Karena itu ia mengharapkan pemerintah membantu petani menyediakan bibit lada unggul dengan harga terjangkau.

Sistem tumpang sari kopi dengan lada banyak dikembangkan petani di Kecamatan Sebrang Musi, Kepahiang.

Pewarta: Oleh Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015