Fenomena El Nino perlu jadi perhatian Bengkulu kendalikan inflasi

 

"Terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian (dalam mengendalikan inflasi) diantaranya fenomena El Nino pada semester kedua 2023, kondisi semakin tingginya mobilitas masyarakat ke depan, kondisi ketidakpastian global dan wacana penyesuaian tarif oleh pemerintah," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Darjana di Bengkulu, Rabu.

 

Faktor pendorong inflasi yang perlu diperhatikan dari kondisi El Nino yakni adanya potensi cuaca buruk pada semester kedua 2023 yang didorong oleh peningkatan suhu. Hal itu dapat berdampak pada penurunan produktivitas dan kualitas lahan pertanian.

Baca juga: Pemerintah siapkan 500 ribu hektar lahan untuk antisipasi El Nino

 

Provinsi Bengkulu memang terus menunjukkan penurunan angka inflasi, saat ini inflasi sudah berada dalam rentang 3 plus minus 1 sesuai target nasional. Inflasi Bengkulu pada Juli 2023 berada pada 3,23 persen (yoy).

 

Namun, BI mencatat beberapa komoditas hasil pertanian dan peternakan masih menjadi salah satu pendorong angka inflasi Bengkulu. Terkait hasil pertanian, tentunya fenomena seperti El Nino akan ikut menambah beban pada harga komoditas dan akhirnya mendorong inflasi kembali naik jika tidak dikelola dengan baik.

Baca juga: Pemerintah bahas persiapan menghadapi dampak El Nino

 

"Program budidaya pertanian bawang merah, padi, dan komoditas pangan lainnya di Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong dan Bengkulu Selatan berlanjut. Ini bisa menjadi penahan pengaruh pada komoditas pendorong inflasi," kata dia.

 

Hal lainnya, keberhasilan upaya pengendalian melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) utamanya dalam mendukung ketersediaan pasokan kelompok makanan volatil dapat menekan inflasi di Bengkulu.
 

Membaiknya kualitas koordinasi dan program pengendalian inflasi TPID Bengkulu serta pengawasan harga pangan melalui kegiatan operasi pasar dan inspeksi mendadak ke pasar-pasar juga akan membantu daerah dalam menahan laju inflasi.