Mukomuko (Antara) - Kalangan Petani di Desa Talang Buai, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengusulkan seluas 600 hektare kebun karetnya menjadi lahan persawahan.

"Petani mengusulkan 600 hektare kebun karet jadi sawah, tetapi setelah kami periksa ternyata irigasi Lubuk Angit belum bisa digunakan mengairi sawah petani di Desa Talang Buai tersebut," kata Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan (DP3K) Kabupaten Mukomuko Edy Aprianto, di Mukomuko, Rabu.

Sehingga, katanya, untuk sementara usulan petani itu belum bisa diakomodasi sebelum jaringan irigasi dibangun baru dan ditambah panjangnya.

Karena, menurutnya, percuma setelah dialihfungsikan kebun karet tersebut menjadi sawah tetapi tidak ada sumber air untuk mengairi sawah tersebut.

Untuk itu, ia menyarankan, agar petani di wilayah itu dapat bersabar menunggu pembangunan jaringan irigasi Lubuk Angit.

Ia mengatakan, kesadaran petani setempat bersawah saat ini sangat tinggi, sejak harga gabah kering panen di wilayah itu tinggi sebesar Rp5.000 per kilogram.

"Petani mengusulkan alih fungsi komoditas karena tidak menguntungkan lagi. Sementara harga gabah kering panen saja tinggi," ujarnya lagi.

Kabid Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mukomuko Zamhari mengatakan tahun ini akan ditingkatkan saluran dan pembuatan saluran baru di irigasi Lubuk Angit.

Namun, katanya, kegiatan pembangunan jaringan irigasi itu masih terbatas belum keseluruhannya sehingga irigasi itu belum maksimal untuk mengairi sawah petani setempat.

"Tahun depan akan diusulkan dibangun bendung irigasi tersebut. Tetapi anggarannya besar mencapai Rp3 miliar," ujarnya lagi.***3***

Pewarta: Oleh Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015