Pemerintah Kota Bengkulu mencanangkan program edukasi tentang kebencanaan dilaksanakan sejak dini dan terus-menerus mulai dari tingkat PAUD, SD, SMP, bahkan SMA.
 
"Kami sudah perintahkan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bengkulu untuk mengedukasi anak-anak dari usia dini mulai tingkat PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA. Kita buat simulasi mungkin per tiga bulan atau per enam bulan, sehingga kita selalu waspada karena daerah kita ini rawan," kata Wakil Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi di Kota Bengkulu, Rabu.

Baca juga: Keluarga korban perundungan di Bengkulu minta ada sanksi konkret bagi pelaku
 
Ia menyebutkan program edukasi kebencanaan tersebut dilakukan pada tahun ajaran baru atau awal 2024.
 
Saat ini, dirinya meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dikbud Kota Bengkulu untuk menyusun perencanaan tersebut serta pemerintah akan membuat peraturan wali kota.

Selain itu, sosialisasi rencana kontingensi (renkon) bencana gempa bumi dan tsunami menjadi salah satu upaya pemerintah mengurangi risiko bencana dan meminimalisasi dampak dari suatu bencana.
 
"Ini upaya kita untuk meminimalisirnya. Jangan sampai ketika terjadi bencana korban tak banyak, ataupun tak ada. Intinya kita jangan pernah menyesal, jangan pernah takut tinggal di Kota Bengkulu yang rawan bencana, tinggal bagaimana kita sama-sama paham soal mitigasi bencana itu," ujarnya.

Baca juga: Pemkot Bengkulu bangun pasar di Pulau Baai dengan dana Rp2,67 miliar
 
Hal tersebut, katanya, dilakukan sebab Kota Bengkulu masuk dalam wilayah rawan bencana, seperti gempa bumi, banjir, dan tsunami.
 
Terkait dengan kerawanan banjir di Kota Bengkulu, Dedy mengajak masyarakat bersinergi untuk menuntaskan masalah tersebut, sebab hal tersebut tidak hanya pemerintah, tetapi juga seluruh pihaknya harus campur tangan dalam menanganinya.

"Soal banjir tadi ini perlu penanganan secara holistik, tidak bisa secara parsial. Misal ada banjir kita kasih bantuan sudah itu selesai, tidak bisa begitu. Karena banjir Bengkulu itu banjir kiriman dan ketika di-'mapping' (pemetaan) itu karena memang dari hulunya terjadi penggundulan hutan secara besar-besaran, dampak dari penambangan batu bara," kata dia.


Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023