Rejanglebong (Antara) - Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, meminta kalangan sopir angkutan umum di daerah itu tidak menaikan tarif secara sepihak.

"Kami minta para sopir angkutan pedesaan maupun angkutan perkotaan tidak menaikan tarif secara sepihak karena harus melalui aturan dan mekanisme yang benar. Sejauh ini walau BBM mengalami kenaikan namun kami pastikan tidak ada kenaikan tarif angkutan," kata Kepala dinas perhubungan komunikasi dan informatika (Dishubkominfo) Rejanglebong, Sunan Aspriyadi, di Rejanglebong, Minggu.

Tindakan menaikan tarif angkutan secara sepihak yang dilakukan oleh para sopir di daerah tersebut kata dia, akan membebani masyarakat kecil mengingat bahan-bahan kebutuhan pokok lainnya juga mengalami kenaikan akibat imbas dari kenaikan harga BBM beberapa hari lalu.

Penyesuaian tarif angkutan di daerah itu kata dia, belum bisa dilakukan dalam waktu dekat, karena masih adanya kemungkinan harga BBM akan naik kembali. Untuk itu pihaknya masih menunggu kepastian ketetapan harga BBM dari pemerintah pusat.

"Harga BBM ini belum pasti, jika dibahas sekarang tidak tahunya BBM naik atau turun lagi maka tindakan ini akan menjadi sia-sia saja sehingga kami masih kepastiannya dari pemerintah pusat," ujarnya.

Sebelumnya perubahan tarif angkutan perkotaan dan pedesaan di Rejanglebong terhitung November 2014 sampai 28 Januari 2015 sudah dua kali mengalami perubahan diantaranya pada 25 November 2014 naik 30 persen, kemudian 28 Januari 2015 turun 10 persen.

Kemudian perubahan tarif ini juga dituntut oleh kalangan pengusaha angkutan di Rejanglebong karena terhitung 28 Maret 2015 lalu, pemerintah pusat kembali menaikkan harga BBM bersubsidi jenis premium RON 88 dan solar di wilayah penugasan luar Jawa-Madura-Bali sebesar Rp500/liter.

Untuk premium dari Rp6.800 menjadi Rp7.300, sedangkan harga solar dari Rp6.400 menjadi Rp6.900 per liter.***3***

Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015