Bengkulu (Antara) - Konsumsi beras masyarakat di Provinsi Bengkulu menyusut 9,23 persen atau dari 111,6 kilogram per orang per tahun pada 2013 menjadi 101,3 kilogram per orang per tahun pada 2014.

"Dalam dua tahun terakhir ada surplus beras, tapi konsumsi beras masyarakat Bengkulu menurun," kata Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah di Gedung DPRD Provinsi Bengkulu, Senin.

Gubernur mengatakan hal itu dalam pidato pengantar laporan keterangan pertanggungjawaban Gubernur Bengkulu tahun anggaran 2014 saat rapat paripurna di Gedung DPRD Provinsi Bengkulu.

Program diverfisikasi atau penganekaragaman pangan kata Gubernur menjadi salah satu andalan andalan untuk menurunkan konsumsi beras masyarakat yang masih tergolong tinggi.

"Ketergantungan terhadap beras masih sangat tinggi dan akan diturunkan bertahap yang dikoordinir Badan Ketahanan Pangan," ucap Gubernur.

Sementara Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu Muslih mengatakan konsumsi beras masyarakat di Bengkulu ditargetkan hanya 90 kilogram per orang per tahun.

"Secara nasional masih sangat tinggi mencapai 130 kilogram per orang per tahun," ucapnya.

Muslih mengatakan ketergantungan terhadap beras akan dikurangi dengan penganekaragaman pangan, mengganti nasi dengan jagung, ubi dan makanan lainnya.

Selain itu program satu hari tanpa nasi atau "one day no rice" juga terus digalakkan untuk mengurangi konsumsi beras.

"Mengurangi nasi artinya turut mengurangi potensi terkena penyakit gula darah," ucap dia.

Ia menambahkan bahwa ketergantungan terhadap beras, jika tidak diimbangi dengan konsumsi jenis makanan pengganti dapat menimbulkan kerawanan pangan.

Data Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu menyebutkan produksi beras di Bengkulu pada 2013 sebanyak 122.955 ton dan menurun menjadi 103.97 ton pada 2014.***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015