Bengkulu,  (ANTARA Bengkulu) - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Bengkulu mendesak aparat kepolisian dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu mengusut penyebar kunci jawaban yang beredar di kalangan pelajar sebelum pelaksanaan ujian nasional.

"Kami mendesak aparat kepolisian dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bengkulu mengusut penyebar kunci jawaban UN baik SMA maupun SMP sebab temuan kami, sebagian kunci jawaban sangat tepat setelah dicocokkan dengan soal," kata Ketua KAMMI Daerah Bengkulu Romidi Karnawan saat mendatangi Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Kamis.

Kedatangan Romidi dan seorang rekannya ke dinas tersebut untuk menyerahkan berkas fotokopi soal mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA jurusan IPS serta lembar kopelan atau kunci jawaban yang berasal dari tangan pelajar.

Ia mengatakan setelah dicocokkan, pertanyaan dalam soal ujian, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia paket B untuk jurusan IPS sangat sesuai dengan kunci jawaban yang beredar itu.

"Berarti perlu pembuktian pernyataan dari kepolisian dan dinas pendidikan bahwa kunci jawaban yang beredar itu palsu, karena setelah kami cocokkan ternyata benar," kata Romidi.

Ia mengatakan untuk memperjelas hal tersebut, KAMMI sudah menyampaikan surat permohonan audiensi dengan Dikbud Provinsi Bengkulu sekaligus menguji kunci jawaban yang disebut palsu itu.

Kehadiran pihak ketiga dalam hal ini pakar atau guru Bahasa Indonesia dapat diundang dalam pertemuan tersebut sehingga jelas hasilnya.

"Kalau ini terbukti benar, artinya ada sindikat pembocor soal UN dan menjadikan itu lahan bisnis mengeruk keuntungan, ini tidak bisa dibiarkan," katanya.

Selain itu menurut Romidi, jika kunci jawaban yang sudah beredar di tangan siswa sebelum UN berlangsung yang dinyatakan palsu itu ternyata terbukti benar maka hasil UN 2012, terutama tingkat SMA patut dipertanyakan.

Ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti jika kunci jawaban yang beredar di tangan siswa itu benar, maka perlu ditinjau ulang pelaksanaan UN pada 2013 sebab modus yang sama terus terulang.

"Padahal negara sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk pelaksanaan UN, termasuk pengamanan, tapi ternyata soal UN yang merupakan rahasia negara bocor juga," katanya menjelaskan. (rni)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012