Bengkulu (Antara) - Sejumlah ekosistem mangrove di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu berpotensi menjadi lokasi ekowisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan domestik dan asing.

"Ada beberapa titik yang masih alami dan dapat ditawarkan kepada wisatawan," kata Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu, Riki Rahmansyah di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan ekosistem mangrove yang dapat ditawarkan kepada para wisatawan antara lain muara Sungai Jenggalu yang merupakan kawasan Taman Wisata Alam (TWA).

Sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan di kawasan itu menurut dia, antara lain susur Sungai Jenggalu yang masih ditumbuhi ekosistem mangrove yang tergolong baik.

"Bisa juga pengamatan satwa liar dan pengenalan jenis-jenis mangrove, selain wisata mancing," ucapnya.

Wisata edukatif untuk mengenalkan ekosistem mangrove dan fungsinya secara ekologi dan ekonomi juga dapat dikembangkan di wilayah itu.

Riki menilai sejumlah biro perjalanan wisata belum mengoptimalkan keberadaan ekosistem mangrove yang lokasinya cukup mudah dijangkau untuk dijual kepada wisatawan.

Sementara Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Bengkulu Kurnia Lesandri mengatakan susur mangrove di muara Sungai Jenggalu menjadi salah satu kegiatan yang diikuti 35 pemilik biro perjalanan wisata dalam dan luar negeri.

"Susur mangrove menjadi salah satu paket wisata yang kami kenalkan dalam 'Bencoolen Travel Fair' yang diikuti 35 'buyers'," kata dia.

Kurnia mengatakan kawasan mangrove Kota Bengkulu menjadi salah satu paket ekowisata yang mulai ditawarkan kepada wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.

Selama ini, kata dia, wisata alam yang ditonjolkan adalah kawasan Pantai Panjang dan sejumlah objek wisata sejarah antara lain Benteng Marlborough dan rumah pengasingan Bung Karno.***1*** 

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015