Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bengkulu Nurlia Dewi di Bengkulu, Senin, menerangkan pembinaan tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan kelas UMKM, mendukung pelaku UMKM dengan melakukan transformasi digital, seperti penggunaan sistem pembayaran baik penggunaan sistem tranfer, Qris dan lain sebagainya.
"Dengan menggunakan sistem publikasi seperti media sosial, serta menggunakan managemen digital jadi pengolahan keuangan itu tercatat secara digital," ujar dia.
Ia menyebutkan, saat ini produk UMKM di Kota Bekasi sama dengan daerah lainnya, baik dari sektor kuliner maupun produk hasil kerajinan tangan.
Oleh karena itu, pihaknya menargetkan agar produk UMKM yang berpotensi untuk dikembangkan agar naik kelas seperti makanan berbentuk frozen atau beku seperti pempek, dimsum, oleh-oleh Syarah Bakery, Calamansi, Ende dan Gadis Cemara.
"Kualitas hasil produk sebenarnya sama-sama kita inisiatif melihat mereka dengan menempatkan mereka ke bazar-bazar, kita melakukan tes ketika bazar kemudian nanti perbarui kualitas mulai dari rasa dan juga kemasan," terang Nurlia.
Diketahui sebelumnya, Pemkot Bengkulu menyiapkan Rp700 juta untuk program bantuan modal bagi pelaku UMKM di wilayah tersebut melalui koperasi yang ada di kelurahan masing-masing.
"Untuk saat ini kita siapkan maksimal satu koperasi Rp100 juta, tetapi nanti akan disesuaikan dengan proposal yang diajukan oleh koperasi itu sendiri," sebutnya.
Anggaran Rp700 juta tersebut berasal dari pengembalian dana bergulir koperasi-koperasi sebelumnya yang sempat dibantu Pemkot Bengkulu.
Untuk koperasi yang membutuhkan bantuan dapat melengkapi berkas yang dibutuhkan dan menyerahkan proposal ke Dinas Koperasi dan UKM Kota Bengkulu.
Dengan adanya bantuan tersebut, dirinya berharap agar koperasi yang mendapatkan bantuan dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat dari bidang koperasi bisa meningkat.