Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu mengajak Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat ikut menyosialisasikan upaya pengendalian inflasi daerah melalui ceramah sebelum Shalat Tarawih di masjid atau kegiatan lain.

"Ceramah merupakan sarana yang paling efektif untuk memberikan pengetahuan bagaimana pengaruh inflasi terhadap perekonomian masyarakat, kita menekankan ini karena bulan puasa memberikan dampak cukup besar kepada inflasi daerah," kata Kepala Kantor BI Perwakilan Provinsi Bengkulu Bambang Himawan di Bengkulu, Rabu.

Menurut dia, konsumsi masyarakat pada bulan puasa bukannya menurun, malah sebaliknya, konsumsi masyarakat selalu tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan biasa.

"Seharusnya dengan berpuasa, konsumsi masyarakat berkurang karena tidak makan dan minum di siang hari, tetapi pada kenyatannya konsumsinya lebih tinggi, dan ini menyebabkan permintaan barang di pasar juga melonjak, kurangnya stok kebutuhan menjadi penyebab inflasi," kata dia.

Tingginya permintaan barang maupun bahan pokok juga menyebabkan oknum tertentu mencuri kesempatan dengan memainkan stok barang sehingga terjadi kelangkaan.

"Dengan bantuan MUI, ustaz bisa menjelaskan kepada masyarakat agar mendirikan puasa bukan menegakkan puasa, tidak hanya menahan haus dan lapar sesuai waktu yang ditentukan, teapi juga mengamalkan makna dari puasa itu," katanya.

Provinsi Bengkulu pada awal Ramadhan 1436 Hijriah, atau pada Juni 2015 ini diperkirakan mengalami inflasi sekitar 1,3 persen jika dihitung secara inflasi bulanan.

Sektor bahan makanan dan makanan jadi masih dianggap salah satu penyumbang terbesar angka inflasi selain jasa dan transportasi.

Walaupun cabai merah harganya anjlok, tidak akan menyebabkan masyarakat menambah konsumsi cabai, misalnya sehari biasa konsumsi cabai satu ons, dengan harga cabai turun, masyarakat tidak akan makan cabai menjadi satu kg.

"Tapi karena harganya murah, jadinya banyak yang berbondong-bondong membeli karena takut harganya akan naik, sementara kebutuhan cabai tiap individu sebenarnya tetap," kata Kepala Deputi Keuangan BI Bengkulu Christin Sidabutar menjelaskan tekanan inflasi pada Ramadhan yang diakibatkan sektor makanan.

Akhirnya harga cabai naik, sejumlah komoditas pokok menjadi langka di pasar akibat pola konsumsi masyarakat yang panik.

Dia mengimbau agar masyarakat tidak panik karena menganggap jumlah stok kebutuhan pokok akan langka di pasaran.

"Jangan panik, sesuai dengan rapat TPID beberapa waktu yang lalu, stok bahan pokok di pasar cukup untuk kebutuhan masyarakat Bengkulu," katanya.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015