Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu meminta warga di daerah itu untuk mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem belakangan ini.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Rejang Lebong Shalahudin saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu, mengatakan wilayah Kabupaten Rejang Lebong termasuk salah satu daerah rawan bencana alam di Provinsi Bengkulu baik banjir, tanah longsor, angin puting beliung maupun letusan gunung berapi.
"Saat ini sudah masuk musim hujan, masyarakat Rejang Lebong kita minta untuk mewaspadai potensi terjadinya bahaya hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan petir," kata dia.
Dia menjelaskan, ancaman bencana hidrometeorologi tidak bisa diprediksi bisa kapan saja terjadi, sehingga masyarakat harus selalu meningkatkan kewaspadaannya masing-masing terutama saat hujan turun dengan intensitas sedang maupun lebat dalam waktu yang cukup lama.
"Warga yang berdiam di kawasan rawan bencana alam seperti di bantaran sungai, maupun berada di dataran tinggi atau sekitar tebing kalau hujan turun dalam waktu lama agar mengungsi dahulu ke tempat yang aman," terangnya.
Guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam di Kabupaten Rejang Lebong pihaknya, kata dia, telah menyiagakan personel pusdalops, tim TRC, relawan BPBD tersebar di 156 desa dan kelurahan, di mana setiap desa/kelurahan terdapat lima relawan.
Selain itu, juga disiagakan peralatan pendukung penanggulangan bencana alam berupa satu unit alat berat jenis loader, pelampung, mobil tangki, mobil dapur umum, logistik, obat-obatan dan lainnya.
Sementara itu, untuk kejadian angin puting beliung yang merusak 14 bangunan rumah warga di Desa Pahlawan, Desa Perbo dan Kelurahan Tunas Harapan di Kecamatan Curup Utara pada 6 Desember 2023 kemarin, kata dia, saat ini semua warga yang terdampak sudah diberikan bantuan dari Pemkab Rejang Lebong serta dari pihak lainnya.
Kalangan warga yang terdampak bencana ini, kata dia, semuanya sudah menempati kembali bangunan rumah yang sebelumnya sempat rusak di bagian atap.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Rejang Lebong Shalahudin saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu, mengatakan wilayah Kabupaten Rejang Lebong termasuk salah satu daerah rawan bencana alam di Provinsi Bengkulu baik banjir, tanah longsor, angin puting beliung maupun letusan gunung berapi.
"Saat ini sudah masuk musim hujan, masyarakat Rejang Lebong kita minta untuk mewaspadai potensi terjadinya bahaya hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan petir," kata dia.
Dia menjelaskan, ancaman bencana hidrometeorologi tidak bisa diprediksi bisa kapan saja terjadi, sehingga masyarakat harus selalu meningkatkan kewaspadaannya masing-masing terutama saat hujan turun dengan intensitas sedang maupun lebat dalam waktu yang cukup lama.
"Warga yang berdiam di kawasan rawan bencana alam seperti di bantaran sungai, maupun berada di dataran tinggi atau sekitar tebing kalau hujan turun dalam waktu lama agar mengungsi dahulu ke tempat yang aman," terangnya.
Guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam di Kabupaten Rejang Lebong pihaknya, kata dia, telah menyiagakan personel pusdalops, tim TRC, relawan BPBD tersebar di 156 desa dan kelurahan, di mana setiap desa/kelurahan terdapat lima relawan.
Selain itu, juga disiagakan peralatan pendukung penanggulangan bencana alam berupa satu unit alat berat jenis loader, pelampung, mobil tangki, mobil dapur umum, logistik, obat-obatan dan lainnya.
Sementara itu, untuk kejadian angin puting beliung yang merusak 14 bangunan rumah warga di Desa Pahlawan, Desa Perbo dan Kelurahan Tunas Harapan di Kecamatan Curup Utara pada 6 Desember 2023 kemarin, kata dia, saat ini semua warga yang terdampak sudah diberikan bantuan dari Pemkab Rejang Lebong serta dari pihak lainnya.
Kalangan warga yang terdampak bencana ini, kata dia, semuanya sudah menempati kembali bangunan rumah yang sebelumnya sempat rusak di bagian atap.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023