Mukomuko, (Antara) - Seorang siswi SMP di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, yang hilang saat mandi bersama teman-temannya di bendungan Air Manjuto ditemukan meninggal dunia.
"Tia Mutaqkip, siswi SMP tersebut menghilang selama 17 jam. Dan ditemukan. Tetapi sudah meninggal dunia," kata Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Mukomuko AKBP Andhika Vishnu, melalui Kapolsek V Koto Iptu Sampson Sosa Hutapea, di Mukomuko, Senin.
Ia menyebutkan, siswi tersebut menghilang di bendungan Air Manjuto yang berjarak sejauh 280 kilometer dari Kota Bengkulu pada Sabtu (18/7) sekitar pukul 16.00 WIB. Jasad korban baru ditemukan pada Minggu (19/7) pukul 9.23 WIB.
Ia mengatakan, berdasarkan keterangan dari saksi rekan korban, mereka ke bendungan Air Manjuto untuk berwisata. Mereka mandi di bendungan tersebut. Korban saat itu melompat dari setang pengendali pintu air yang memiliki ketinggian 15 meter dari permukaan sungai.
Setelah Tia Mutakqip melompat ke dasar sungai, tubuhnya tidak muncul lagi ke permukaan.
"Teman-temannya yang melihat kejadian ini lantas kemudian memberikan pertolongan," ujarnya.
Setelah itu, katanya, teman korban memberitahukan kejadian tersebut kepada warga yang lain yang tengah berwisata.
Dalam sekejap, katanya, ratusan warga sudah mengerumuni lokasi kejadian tersebut. Polisi saat itu turun dan menghubungi pihak-pihak terkait.
tim langsung melakukan pencarian dari pagi hingga malam hari. Namun tubuh korban tidak ditemukan.
Hingga akhirnya pencarian dihentikan dan dilanjutkan ke esokan harinya. Barulah Minggu pagi tubuh korban mengapung dan ditemukan warga.
Ia menyatakan, lemahnya pengawasan oleh petugas bendungan dalam hal ini Dinas PU Provinsi Bengkulu. Sebab tidak ada tanda-tanda atau rambu-rambu bahaya yang dipasang pengawas bendungan.
Padahal diketahui jika bendungan Air Manjuto merupakan distinasi wisata bagi warga Mukomuko. Setiap lebaran dan sehari sebelum puasa bendungan ini ramah dikunjungi warga.
"Kita berharap pengelola bendungan bisa memasang tanda lokasi-lokasi bahaya dan larangan mandi. Apalagi hampir setiap tahun kejadian seperti ini," imbuhnya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015
"Tia Mutaqkip, siswi SMP tersebut menghilang selama 17 jam. Dan ditemukan. Tetapi sudah meninggal dunia," kata Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Mukomuko AKBP Andhika Vishnu, melalui Kapolsek V Koto Iptu Sampson Sosa Hutapea, di Mukomuko, Senin.
Ia menyebutkan, siswi tersebut menghilang di bendungan Air Manjuto yang berjarak sejauh 280 kilometer dari Kota Bengkulu pada Sabtu (18/7) sekitar pukul 16.00 WIB. Jasad korban baru ditemukan pada Minggu (19/7) pukul 9.23 WIB.
Ia mengatakan, berdasarkan keterangan dari saksi rekan korban, mereka ke bendungan Air Manjuto untuk berwisata. Mereka mandi di bendungan tersebut. Korban saat itu melompat dari setang pengendali pintu air yang memiliki ketinggian 15 meter dari permukaan sungai.
Setelah Tia Mutakqip melompat ke dasar sungai, tubuhnya tidak muncul lagi ke permukaan.
"Teman-temannya yang melihat kejadian ini lantas kemudian memberikan pertolongan," ujarnya.
Setelah itu, katanya, teman korban memberitahukan kejadian tersebut kepada warga yang lain yang tengah berwisata.
Dalam sekejap, katanya, ratusan warga sudah mengerumuni lokasi kejadian tersebut. Polisi saat itu turun dan menghubungi pihak-pihak terkait.
tim langsung melakukan pencarian dari pagi hingga malam hari. Namun tubuh korban tidak ditemukan.
Hingga akhirnya pencarian dihentikan dan dilanjutkan ke esokan harinya. Barulah Minggu pagi tubuh korban mengapung dan ditemukan warga.
Ia menyatakan, lemahnya pengawasan oleh petugas bendungan dalam hal ini Dinas PU Provinsi Bengkulu. Sebab tidak ada tanda-tanda atau rambu-rambu bahaya yang dipasang pengawas bendungan.
Padahal diketahui jika bendungan Air Manjuto merupakan distinasi wisata bagi warga Mukomuko. Setiap lebaran dan sehari sebelum puasa bendungan ini ramah dikunjungi warga.
"Kita berharap pengelola bendungan bisa memasang tanda lokasi-lokasi bahaya dan larangan mandi. Apalagi hampir setiap tahun kejadian seperti ini," imbuhnya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015