Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Provinsi Bengkulu perlu mengelola beras di daerahnya guna mencegah inflasi selama 2024 ini.
 
"Kalau dilihat sepanjang 2023 lalu, beras itu selalu memberikan andil inflasi setiap bulannya, ini perlu menjadi perhatian untuk memastikan Bengkulu inflasinya lebih baik dan tetap pada rentang target nasional," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal di Bengkulu, Rabu.
 
Menurut dia beras tidak menjadi komoditas yang mengalami fluktuasi harga sesaat karena kondisi kebutuhan makanan meningkat seperti di Ramadhan dan Idul Fitri.
 
Beras di Bengkulu terus bertahan pada harga tinggi, bahkan jauh di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah sepanjang tahun.
 
"Sementara pemerintah sudah mengatur harga di tingkat petani dengan harga yang terjangkau dan tentunya juga sudah memberikan keuntungan yang layak bagi petani. Nah persoalannya harga di pasaran tetap tinggi," kata dia.
 
Artinya, harga beras yang masih tinggi di Bengkulu kemungkinannya lebih disebabkan persoalan pada sektor distribusi dan pengelolaan beras.
 
BPS Provinsi Bengkulu menyebutkan secara keseluruhan di 2023, inflasi Bengkulu berada pada rentang target inflasi nasional pada 3 plus minus 1. Tepatnya, inflasi Bengkulu 2023 sebesar 3,09 persen (yoy).

Menurut BPS garis besar kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sepanjang 2023 menjadi penyumbang inflasi tertinggi Bengkulu.
 
"Kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau memberikan inflasi terbesar di 2023 kemarin, yakni sebesar 1,69 persen," kata dia.
 
Kemudian, kelompok transportasi pada posisi ke dua sebagai penyumbang inflasi Provinsi Bengkulu dengan andil 0,53 persen. Dan, penyediaan makan dan minum restoran pada posisi ketiga dengan andil 0,17 persen.
 
"Tujuh kelompok lainnya menyumbang inflasi dengan andil 0,03 sampai 0,15 persen," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024