Bengkulu (Antara) - Nilai tukar petani Provinsi Bengkulu pada Agustus 2015 melemah kembali menjadi 92,51 setelah pada bulan sebelumnya mengalami penurunan 1,28 poin dari NTP Juni sebesar 94,43.

"Pelemahan ini disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian yang diterima petani lebih rendah daripada kenaikan harga yang dibayar petani," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Dodi Herlando di Bengkulu, Rabu.

Indeks harga yang diterima petani hanya mengalami peningkatan 0,02 persen, yakni dari 111,18 menjadi 111,12, sementara yang harga yang harus dibayarkan oleh petani berupa barang dan jasa, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun keperluan produksi pertanian, naik lebih tinggi daripada indeks harga yang diterima petani, atau tercatat 0,72 poin dari 119,35 menjadi 120,21.

Ia menjelaskan nilai tukar petani (NTP) petani pada bulan Juni 2015 sebesar 94,43, kemudian pada bulan Juli turun menjadi 93,15, berikutnya pada bulan Agustus melemah kembali , yakni pada angka 92,51 poin.

"Rendahnya harga komoditas sawit dan karet menjadi pemicu melemahnya nilai tukar petani. Subsektor perkebunan rakyat ini menjadi penyumbang angka pelemahan NTP terbesar," kata dia.

Data hasil analisis BPS menunjukkan NTP Provinsi Bengkulu untuk perkebunan rakyat turun sebesar 2,88 persen, indeks harga yang diterima petani dari sektor ini turun 2,06 persen. Sebaliknya, harga yang harus dibayarkan petani naik 0,84 persen.

"Tidak hanya itu, nilai tukar usaha pertanian (NTUP) sektor perkebunan rakyat juga turun sebesar 2,35 persen, sedangkan biaya produksi dan penambahan barang dan modal mengalami penaikan sebesar 0,29 persen," katanya.

Penurunan harga yang harus diterima petani dengan dibarengi penaikan harga yang harus dibayarkan memicu terjadinya inflasi di perdesaan Provinsi Bengkulu.

"Pada bulan Agustus ini terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,82 persen, kelompok bahan makanan jadi penyumbang terbesar, angka inflasi pada kelompok ini 2,02 persen," ujarnya.***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015