Bengkulu (Antara) - Kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, mengancam dua desa yakni Desa Tunggang dan Ladang Palembang yang berjarak 150 meter dari titik kebakaran.

"Ratusan warga Desa Tunggang sedang berupaya memadamkan api yang sudah mendekati permukiman di desa," kata Rafik, warga Desa Tunggang saat dihubungi dari Bengkulu, Jumat.

Menurut Rafik, api yang membakar lahan perkebunan warga sudah berlangsung dua hari tanpa ada penanganan dari pihak terkait.

Puluhan hektare kebun warga dua desa tersebut yang berisi tanaman karet dan sawit sudah terbakar dan saat ini api mengarah ke desa.

"Belum ada bantuan dari pemadam kebakaran Lebong, hanya masyarakat yang sedang bergotong royong memadamkan api," ucapnya.

Rafik mengatakan tidak hanya menghanguskan perkebunan warga, api juga menyebar ke kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Masyarakat, kata dia, tidak mengetahui asal api, namun dipastikan menyebar dari wilayah Ladang Palembang.

Ketika dikonfirmasi ke pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, Sekretaris BPBD, Damin mengatakan sudah menghubungi pihak BPBD Kabupaten Lebong.

"Kami belum mendapatkan informasi dari BPBD Lebong soal kebakaran ini, makanya setelah mendapat info dari masyarakat langsung kami tindaklanjuti," katanya.

Saat ini, kata Damin, staf dari BPBD Lebong sedang menuju sejumlah titik kebakaran dan segera mengambil tindakan untuk memadamkan api sehingga tidak meluas.

Sebelumnya anggota Komunitas Pengurangan Risiko Bencana Bengkulu, Nurkholis Sastro mengatakan ada tiga titik kebakaran hutan dan lahan di Lebong yang terjadi sejak Rabu (2/9).

Tiga lokasi tersebut yakni di perbatasan Rimbo Pengadang dengan Talang Ratu, Tambang Sawah dan satu titik lainnya di Pematang Jelepung. Kawasan Tambang Sawah dan Pematang Jelupung menurut Sastro sudah masuk dalam kawasan TNKS.

Kabupaten Lebong merupakan daerah yang berbatasan dengan kawasan TNKS, dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama empat jam dari Kota Bengkulu.***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015