Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu menanam 20.000 pohon cemara di sepanjang pesisir Pantai Panjang untuk menghijaukan kawasan wisata itu.
"Program ini untuk mempertebal sabuk hijau atau "green belt" pengaman pantai karena pesisir ini juga tinggi ancaman abrasinya," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu Risman Sipayung di Bengkulu, Minggu.
Ia mengatakan selain menambah pohon di sepanjang pantai tersebut, pemerintah juga sedang membangun pemecah ombak untuk mengatasi abrasi yang semakin parah.
Saat ini, kata dia sedang dilakukan penanaman oleh pihak ketiga, dan sejumlah pohon yang tidak berhasil tumbuh juga akan disulam.
"Proyek ini dilaksanakan pihak ketiga, pohon yang tidak berhasil hidup akan disulam sehingga kalau sudah hidup semua baru dibayar," tambahnya.
Risman mengatakan hasil pengamatan di lapangan, jumlah pohon yang mati sekitar 1.000 batang atau 2,5 persen dan saat ini tengah dilakukan penyulaman atau mengganti pohon yang mati tersebut.
Pihaknya akan terus melakukan pengawasan, pemeliharaan dan penyulaman secara rutin sampai program tersebut benar-benar berjalan sesuai rencana.
Ia mengharapkan masyarakat juga turut mengawasi program tersebut, sebab lokasinya berada di kawasan wisata yang selalu dipenuhi pengunjung pantai panjang.
"Kalau ada yang kelihatan mengering, sebebarnya tanaman itu juga mengalami stagnasi, jadi walaupun kelihatan mati tetapi sebenarnya pohon tersebut masih hidup dan bertunas," katanya menerangkan.
Risman mengatakan program penghijauan terus ditingkatkan oleh pemerintah, termasuk untuk merehabilitasi kawasan hutan yang kritis. Daata Dishut menyebutkan dari 900 ribu hektare kawasan hutan Provinsi Bengkulu, seluas 270 ribu hektare sudah kritis akibat perambahan liar.
Kerusakan yang terparah kata dia terjadi di hutan produksi yang terbagi menjadi hutan produksi terbatas, hutan produksi dan hutan produksi dengan fungsi khusus pusat latihan gajah.
Salah satu program rehabilitasi tersebut yakni hutan kemasyarakatan yang diusulkan oleh lima kabupaten seluas 23 ribu hektare.
"Hutan kemasyarakatan dan hutan tanaman rakyat adalah salah satu solusi untuk merehabilitasi hutan yang rusak ini," tambahnya.
Lima kabupaten yang mengusulkan program hutan kemasyarakatan yakni Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara dan Kabupaten Kaur.(ANT-RNI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2011
"Program ini untuk mempertebal sabuk hijau atau "green belt" pengaman pantai karena pesisir ini juga tinggi ancaman abrasinya," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu Risman Sipayung di Bengkulu, Minggu.
Ia mengatakan selain menambah pohon di sepanjang pantai tersebut, pemerintah juga sedang membangun pemecah ombak untuk mengatasi abrasi yang semakin parah.
Saat ini, kata dia sedang dilakukan penanaman oleh pihak ketiga, dan sejumlah pohon yang tidak berhasil tumbuh juga akan disulam.
"Proyek ini dilaksanakan pihak ketiga, pohon yang tidak berhasil hidup akan disulam sehingga kalau sudah hidup semua baru dibayar," tambahnya.
Risman mengatakan hasil pengamatan di lapangan, jumlah pohon yang mati sekitar 1.000 batang atau 2,5 persen dan saat ini tengah dilakukan penyulaman atau mengganti pohon yang mati tersebut.
Pihaknya akan terus melakukan pengawasan, pemeliharaan dan penyulaman secara rutin sampai program tersebut benar-benar berjalan sesuai rencana.
Ia mengharapkan masyarakat juga turut mengawasi program tersebut, sebab lokasinya berada di kawasan wisata yang selalu dipenuhi pengunjung pantai panjang.
"Kalau ada yang kelihatan mengering, sebebarnya tanaman itu juga mengalami stagnasi, jadi walaupun kelihatan mati tetapi sebenarnya pohon tersebut masih hidup dan bertunas," katanya menerangkan.
Risman mengatakan program penghijauan terus ditingkatkan oleh pemerintah, termasuk untuk merehabilitasi kawasan hutan yang kritis. Daata Dishut menyebutkan dari 900 ribu hektare kawasan hutan Provinsi Bengkulu, seluas 270 ribu hektare sudah kritis akibat perambahan liar.
Kerusakan yang terparah kata dia terjadi di hutan produksi yang terbagi menjadi hutan produksi terbatas, hutan produksi dan hutan produksi dengan fungsi khusus pusat latihan gajah.
Salah satu program rehabilitasi tersebut yakni hutan kemasyarakatan yang diusulkan oleh lima kabupaten seluas 23 ribu hektare.
"Hutan kemasyarakatan dan hutan tanaman rakyat adalah salah satu solusi untuk merehabilitasi hutan yang rusak ini," tambahnya.
Lima kabupaten yang mengusulkan program hutan kemasyarakatan yakni Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara dan Kabupaten Kaur.(ANT-RNI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2011