Harga beras merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak kini menembus Rp20.000 per kilogram dari sebelumnya Rp13.000 per kilogram akibat pasokan menipis.
 
"Kita terpaksa membeli beras merah dengan harga Rp20.000/kilogram itu," kata Siti(55) seorang konsumen saat ditemui di Pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Selasa.
 
Saat ini, dirinya mencari beras merah di Pasar Rangkasbitung merasa kesulitan dan kebanyakan pedagang tidak menjualnya akibat pasokan menipis dari petani.
 
Beruntung, ia menemukan satu pedagang beras merah dengan harga Rp20.000/kilogram.
 
"Kami merasa senang masih ada beras merah, meski harga mahal," katanya menjelaskan.
 
Ujang seorang pedagang beras di pasar Rangkasbitung kabupaten Lebak mengatakan dirinya kini menyediakan beras merah dengan jumlah relatif terbatas akibat menipisnya pasokan.
 
Mereka para pedagang beras merah itu dipasok dari hasil produksi petani lokal dengan kualitas bagus dan lebih pulen dibandingkan beras biasa yang berwarna putih.
 
Karena itu, harga beras merah menembus Rp20.000/kilogram karena permintaan pasar cukup tinggi, bahkan bisa menghabiskan 5 kuintal per hari.
 
Selain itu juga beras merah sangat baik untuk kesehatan dan pencernaan, karena dapat mengontrol gula darah sehingga cocok bagi penderita diabetes.
 
Beras merah juga bisa menurunkan kadar kolesterol jahat, sumber antioksidan dan lainnya.
 
Oleh karena itu, kebanyakan konsumen yang datang ke sini para penderita diabetes dan jantung.
 
"Kami saat ini belum bisa memenuhi persediaan beras merah hingga lima ton per pekan akibat belum panen dari petani itu,"katanya menjelaskan.
 
Begitu juga Sulaeman , seorang pedagang mengatakan kenaikan harga beras merah itu ,karena para petani belum memasuki musim panen.
 
Saat ini, mereka pedagang beras merah itu hanya beberapa pedagang saja akibat pasokan menipis.
 
"Kami melihat kenaikan harga beras merah itu karena menipisnya pasokan dan permintaan cukup tinggi,"kata Sulaeman.
 
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak mengatakan saat ini produksi beras merah relatif kecil karena kurang diminati para petani.
 
Mereka petani lebih memilih produksi beras putih dibandingkan beras merah.
 
Padahal, permintaan beras merah cukup tinggi karena baik untuk kesehatan.
 
"Kami minta petani agar mengembangkan benih beras merah untuk angka tanam akhir Februari 2024,"katanya menjelaskan.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024