Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu memperkuat ketersediaan pasokan pangan untuk kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024.
 
"Khusus bahan makanan volatil, ini angka inflasi Bengkulu masih di atas 5 persen, tapi kalau secara keseluruhan angka inflasinya masih pada 3,09 persen. Kalau bahan pangan itu di atas 5 persen artinya ini memang harus dipastikan pasokannya, terutama sembilan bahan pokok," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Rabu.
 
Menurut Rohidin ketersediaan pasokan tersebut mesti dipastikan bukan hanya dari sisi produksi semata, tetapi juga ketersediaannya hingga sampai ke tangan konsumen.
 
"Koordinasi dengan Bulog, beras, minyak goreng, gula, stok ternyata cukup aman 2-3 bulan ke depan, kalau Ramadhan mulai 11-12 Maret ini dan stok cukup 2-3 bulan ke depan, maka ini aman bahkan hingga periode panen selanjutnya," kata dia.
 
Tidak hanya beras, minyak goreng dan gula saja, ketersediaan stok dari sembilan bahan pokok lainnya juga dipastikan tersedia, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan pasokan pangan selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024.
 
"Bahasa kecukupan stok ini harus sampai ke masyarakat, sesederhana itu, agar masyarakat tidak panik, tidak hanya soal kecukupan stok saja, tapi informasinya juga harus sampai ke masyarakat," kata dia.
 
Selain itu, jalur distribusi pangan juga harus dipastikan lancar sampai ke masyarakat, karena ketika stok tersedia namun jalur distribusi terhambat maka kata Gubernur Rohidin sama saja dengan daerah kekurangan stok pangan dan hal itu dapat memicu inflasi.
 
"Maka menggelar high level meeting 2024 momentumnya sangat pas dan strategis dalam rangka kami menyambut bulan suci Ramadhan 2024. Termasuk memastikan bersama pihak terkait agar tidak terjadi penimbunan atau distribusi tidak lancar," ucapnya.
 
Kapolri ketika rapat pengendalian inflasi di tingkat pusat beberapa hari lalu kata Rohidin telah mengingatkan agar setiap stok bahan pangan tidak terjadi situasi penimbunan, dan ketika ditemukan adanya penimbunan, maka harus diambil upaya-upaya tengah sebagai langkah penanganannya.
 
"Jadi pendekatannya, kalau ditemukan penimbunan segera urai, karena kalau disetop dilakukan proses penindakan, penyegelan dan sebagainya, malah tambah mampet (bahan pangan tidak terdistribusi), seperti itu arahannya. Nanti justru terhambat distribusinya, upaya yang mesti dilakukan diingatkan dibimbing ke jalan yang benar para pelaku," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024