Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia menggenjot penggunaan layanan keuangan digital (LKD) di Bengkulu agar masyarakat lebih mengenal bank dan manfaat perbankan.

"Menurut survei Bank Dunia, akses masyarakat terhadap bank masih sangat rendah yakni hanya 32 persen," kata Deputi Kepala BI Perwakilan Provinsi Bengkulu Christin Sidabutar di Bengkulu, Rabu.

Sementara BI juga pernah melakukan survei pada 2013, dan didapat data, yakni hanya 48 persen masyarakat memiliki buku tabungan di perbankan.

Sedangkan perputaran keuangan daerah di perbankan diyakini memberikan keuntungan besar bagi kemajuan daerah, seperti pengucuran kredit mikro bagi usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM.

Layanan keuangan digital ini menyasar untuk mengonversikan transaksi tunai masyarakat ke dalam bentuk digital, namun tidak harus memiliki buku tabungan.

"Salah satu sistemnya dalam bentuk nomor telepon seluler," kata dia.

Jadi masyarakat yang ingin transaksi transfer, pembelian barang ritel, pulsa, pembayaran beban tagihan tinggal melalui akun, yakni nomor ponsel yang sudah diregistrasi bank umum penyedia layanan.

Untuk pengisian saldo LKD tersebut, tinggal menyetorkan kepada agen resmi yang telah ditugaskan bank umum penyedia layanan.

"Saldo untuk LKD ini tidak bisa besar, karena memang diperuntukkan untuk keperluan belanja ritel atau kebutuhan sehari-hari," ucapnya.

Dengan adanya LKD ini secara tidak langsung masyarakat sudah terhubung dengan perbankan, dengan tujuan akhir, semua transaksi masyarakat melalui sistem non tunai di perbankan. ***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015