Para petani di wilayah Desa Pasar Ipuh, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu berharap pemerintah daerah membangun jaringan irigasi untuk mengairi sekitar 260 hektare sawah tadah hujan di wilayahnya.
 
"Dari dulu sampai sekarang petani berharap pemerintah membangun jaringan irigasi, namun sampai sekarang belum ada realisasinya," kata Kepala Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh, Anang Topriasyah saat ditemui di Kantor Desa Pasar Ipuh, Mukomuko, Selasa.
 
Ia menyebutkan, seluas 260 hektare sawah di desa itu. Meskipun sawah tersebut berada di desa itu, namun sawah itu milik warga yang tersebar di enam desa di Kecamatan Ipuh.
 
Selama ini, katanya lagi, petani di wilayah tersebut mengandalkan air hujan untuk mengairi lahan persawahan yang berada tidak jauh dari muara pantai di desa tersebut.
 
Pada saat musim kemarau tahun 2023, katanya pula, ada sejumlah petani di wilayahnya yang secara mandiri menggunakan mesin pompa air untuk mengairi sawahnya, dan ada kelompok tani yang dapat pinjaman mesin pompa air dari perusahaan dan pemerintah.
 
Meskipun lahan persawahan di wilayah ini kesulitan mendapatkan sumber pengairan, namun belum ada niat dari petani yang mengalih fungsikan sawahnya menjadi kebun sawit.
 
"Petani di sini mau dan bersedia mempertahankan lahannya tetap menjadi sawah, selain itu kami dari desa juga melarang mereka mengalih fungsikan sawahnya menjadi sawit," ujarnya.
 
Di samping kesadaran petani untuk tetap mempertahankan lahannya menjadi sawah, ia mengatakan, pemerintah desa dan BPD saat ini sedang membuat kajian payung hukum untuk melindungi sawah di wilayah ini.
 
Selain itu, selaku pemerintah desa terus mengusulkan pembangunan jaringan irigasi dalam lokasi lahan persawahan di wilayah ini.
 
"Kami mengusulkan pemda membangun jaringan irigasi dan menyediakan pompa untuk menyedot air dari muara untuk pengairan sawah di wilayah ini," ujarnya pula.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024