Sahur dan berbuka merupakan bagian tidak terpisahkan dari ritual berpuasa saat Ramadhan. Pemilihan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi juga harus diperhatikan agar seorang individu dapat tetap bugar dalam menjalani rukun Islam keempat tersebut, salah satunya faktor suhu pangan.

Bagi sebagian orang, hal terpenting dari puasa adalah menahan lapar dan dahaga tetapi kurang memperhatikan asupan sehingga terkadang malah mengalami sakit atau tidak fit ketika "shaum". Apalagi ada kecenderungan orang berbuka adalah dengan minuman dingin menyegarkan.

Minum es saat berbuka puasa secara medis mengganggu proses pencernaan. Pangan dingin bisa membuat permasalahan di perut salah satunya karena aktivitas enzim dan asam lambung menjadi terhambat sehingga memicu mual, diare, dan kembung. Lebih parah lagi, apabila takjil yang dikonsumsi selain dingin juga kurang bersih, terpapar debu jalanan, dan dicampur dengan bahan yang berbahaya bagi tubuh.

Baca juga: Cocok untuk takjil, berikut resep hidangan khas Hong Kong "Mango Sago"
Baca juga: Mahasiswa Hindu berbagi takjil buka puasa wujud toleransi
 
Petugas menyiapkan takjil di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Selasa (12/3/2024). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/agr/Spt.


Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani pada Minggu (10/3) menyarankan agar umat Islam yang berpuasa untuk dapat memilih makanan yang tepat saat Ramadhan. 

"Dalam rangka menghadapi bulan suci Ramadhan kami imbau agar tidak mengkonsumsi makanan yang dingin di saat musim hujan, sebab dapat menurunkan imun dan menyebabkan penyakit ISPA," kata dia.

Baca juga: Dinsos Bengkulu ingatkan warga tidak beri uang gepeng selama Ramadhan
Baca juga: Pemkab Rejang Lebong jadikan safari Ramadhan sarana pembinaan umat

Ia mengatakan ISPA terjadi karena virus ataupun bakteri yang menyerang manusia pada ke semua kategori usia, baik dari balita hingga lansia. Dengan kata lain, ISPA dapat menjangkiti setiap orang, khususnya mereka dengan fisik dan kekebalan tubuh rendah.

Saat kebugaran tubuh turun maka dapat menyebabkan sejumlah penyakit datang seperti demam, flu dan lainnya.
 
Warga memasak kanji rumbi di Masjid Al-Furqan Beurawe, Banda Aceh, Aceh, Selasa (12/3/2024). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/pras.


Maka dari itu, Joni menyarankan umat Islam yang berpuasa untuk lebih selektif dalam memilih makanan dan minuman yang dikonsumsi yaitu dengan suhu hangat agar tetap fit dan tubuh tidak mudah drop.

Hal yang tidak kalah penting di tengah cuaca yang sering berubah-ubah saat bulan Ramadhan tahun ini, ialah istirahat cukup dan tidak begadang terlalu malam.

Baca juga: RSUD Rejang Lebong optimalkan pelayanan selama bulan Ramadhan
Baca juga: Pemkot Bengkulu bagikan 5.000 takjil gratis selama awal Ramadhan

Bagi para pekerja, ia menyebut golongan ini sebagai kalangan rentan terkena sakit saat puasa. Maka, mereka agar menggunakan masker apabila dalam pekerjaannya terus terpapar debu dan polusi. 

Hal yang tidak kalah penting, Joni menyarankan umat Islam agar mengonsumsi makanan yang seimbang dan sehat serta menghindari makanan cepat saji. Selain itu, umat Islam agar dapat terus mengonsumsi air putih yang cukup agar metabolisme dan kekebalan tubuh dapat seimbang.
 
Ilustrasi makanan sehat. (ANTARA/Pixabay/RitaE)
 

Adapun bagi mereka yang sudah terkena ISPA, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak panik karena penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya selama kurun kira-kira 7-14 hari. Hanya saja, dengan terkena sakit maka produktivitas dapat menurun.
 
"Jika memiliki gejala seperti demam disarankan minum obat penurun panas tapi disarankan untuk tidak mengkonsumsi obat," sebut dia.

Baca juga: Ramadhan bulan merajut persatuan kesatuan usai Pemilu
Baca juga: Pertamina jamin kecukupan BBM-elpiji untuk Bengkulu di Ramadhan

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024