Rejanglebong (Antara) - Pemerintah Kabupaten Rejanglebong Provinsi Bengkulu saat ini mengalami keterbatasan kendaraan pemadam bahaya kebakaran, menyusul kendaraan yang ada telah mengalami kerusakan akibat dimakan usia.

Menurut kepala Unit Pelaksana Tekhnis Dinas Pemadam Bahaya Kebakaran pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rejanglebong, Romi Kusmardiono, Kamis, jumlah kendaraan pemadam kebakaran (damkar) yang dimiliki sebanyak tujuh unit, namun yang bisa difungsikan hanya tiga unit, sedangkan empat unit lainnya sudah rusak.

Minimnya kendaraan damkar itu, kata dia, telah menyulitkan upaya pemadaman api yang dilakukan saat terjadi kebakaran di kawasan permukiman maupun pemadaman kebakaran hutan dan lahan belakangan ini.

"Dari tujuh unit yang ada, cuma tiga unit yang masih berfungsi dengan baik, di antaranya dua unit ditempatkan di dalam Kota Curup dan satu unit di Kecamatan Bermani Ulu. Sedangkan empat unit lainnya mengalami kerusakan, yaitu dua unit berada di dalam Kota Curup dan satu unit berada Kecamatan Padang Ulak Tanding serta satu unit lagi di Kecamatan Kota Padang," ujarnya merincikan.

Kerusakan kendaraan damkar di daerah itu, kata dia, sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu namun masih diupayakan perbaikan yang diusulkan dalam APBD Perubahan dan penyusunan APBD 2016.

Kerusakan kendaraan damkar di daerah itu, katanya lagi, karena mobilitas yang tinggi untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di Rejanglebong, baik di perumahan penduduk maupun hutan serta lahan yang terbakar pada musim kemarau ini.

Selain banyak lokasi kebakaran, penyebab kerusakan ini juga karena sebagian besar kendaraannya sudah berusia lebih dari 20 tahun, bahkan ada satu unit kendaraan merek Isuzu Forward SR produksi 1983 dengan kapasitas tanki 5.000 liter yang terakhir kali digunakan pada tahun lalu, belakangan sudah mengalami kerusakan di bagian mesin.

Selain itu, peralatan yang dimiliki PBK setempat, menurut dia, juga masih belum memadai, seperti baju antiapi baru dimiliki tujuh stel padahal idealnya 28 stel.

Kemudian pompa jinjing dua unit, semuanya dalam kondisi rusak, dan saat ini hanya mengandalkan pompa pinjaman.

Karena itu, dia berharap ke depannya berbagai kekurangan ini dapat dipenuhi pemkab setempat.

"Sampai akhir Oktober ini, jumlah kebakaran yang terjadi di Rejanglebong mencapai 80 kejadian, baik di perumahan penduduk maupun hutan dan lahan, dengan korban jiwa meninggal dunia satu orang, dan satu gedung sekolah. Selebihnya rumah warga dan lahan rusak," katanya pula.***4***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015