Rejanglebong (Antara) - Dinas Kesehatan Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan jumlah penderita HIV/AIDS di daerah itu mencapai 63 orang terhitung 2011-2015.

"Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Rejanglebong dalam empat tahun belakangan mencapai 63 orang, dimana dari jumlah itu yang masih bertahan hidup sebanyak 11 orang, sedangkan 52 penderita lainnya sudah meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Rejanglebong Nunung Tri Mulyanti di Rejanglebong, Kamis.

Para penderita HIV/AIDS yang ada di daerah itu sebagian besar adalah kaum laki-laki yang umumnya terjangkit virus di luar daerah dan kembali dalam keadaan sakit parah dengan profesi kebanyakan dalam bidang perniagaan serta ada juga yang berprofesi sebagai waria.

Para penderita itu ada yang tidak mengetahui kalau mereka terserang HIV/AIDS dan baru mengetahuinya saat pulang ke daerah dan ada juga yang sudah mengetahuinya terserang dan memilih kembali ke Rejanglebong guna berobat.

"Mereka yang masih bertahan hidup ini merupakan penderita yang sudah lama dan rajin makan obat, sedangkan yang sudah meninggal dunia itu kebanyakan pulang dalam kondisi sakit parah," katanya.

Nunung mengatakan penderita HIV/AIDS sebenarnya bisa bertahan hidup lebih lama jika rajin melakukan pemeriksaan kesehatan dan minum obat serta mendapat dukungan semangat untuk terus bertahan hidup.

Para penderita HIV/AIDS itu selain tertular melalui hubungan seks dengan orang yang sudah terinfeksi juga tertular melalui penggunaan jarum suntik, darah dan air susu ibu.

Untuk itu kalangan warga yang sudah terkena penyakit ini berpotensi menularkannya kepada orang-orang terdekatnya seperti pasangan hidup, pacar, anak dan lainnya.

Penularan terjadi karena adanya hubungan yang dilakukan antara orang yang terkena dengan orang lain.

"Penderita HIV/AIDS ini jangan dijauhi karena penularannya hanya terjadi melalui hubungan seks, penggunaan jarum suntik narkoba secara bersama-sama, juga melalui cairan darah dan air susu ibu. Sedangkan berpelukan dan berjabat tangan tidak akan menularkan virus berbahaya tersebut," katanya. ***4***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015