Pengamat politik Universitas Sumatera Utara (USU) Indra Fauzan PhD menilai PDIP kesulitan mengimbangi figur Wali Kota Medan Bobby Nasution di Sumatera Utara (Sumut).
"Kalau menutup diri dari Bobby, PDIP harus punya kader internal yang bisa mengimbangi figur Bobby Nasution," papar Indra di Medan, Minggu.
Sebab, lanjut dia, prestasi Bobby Nasution bersama Aulia Rachman yang dilantik menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan pada 26 Februari 2021 cukup membanggakan.
Di antaranya pada 2023 mampu menurunkan tingkat kemiskinan di Kota Medan sekitar 0,07 persen menjadi delapan persen dibandingkan pada 2022.
Menekan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di ibu kota Provinsi Sumatera Utara sekitar 0,22 persen menjadi 8,67 persen dibandingkan pada 2022 tercatat 8,89 persen.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Medan selama 2023 sebesar 5,04 persen yang menunjukkan perkembangan baik dibandingkan pada 2022 sebesar 4,71 persen.
Pemkot Medan meningkatkan program UHC (Universal Health Coverage/jaminan kesehatan semesta) mencapai 98,28 persen, dan Jaminan Kesehatan Medan Berkah (JKMB) sebanyak 33.122 jiwa pada 2023.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Medan selama 2023 sebesar 5,04 persen yang menunjukkan perkembangan baik dibandingkan pada 2022 sebesar 4,71 persen.
Pemkot Medan meningkatkan program UHC (Universal Health Coverage/jaminan kesehatan semesta) mencapai 98,28 persen, dan Jaminan Kesehatan Medan Berkah (JKMB) sebanyak 33.122 jiwa pada 2023.
Melaksanakan program Bapak Asuh Anak Stunting dengan menurunkan angka stunting (kekerdilan) di Kota Medan pada 2023 menjadi 251 balita dari sebelumnya 299 balita pada 2022.
Terakhir Bobby Nasution membawa pulang Piala Adipura 2023 bidang penanganan kebersihan dan lingkungan hidup perkotaan kategori Kota Metropolitan, setelah 12 tahun menanti dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI di Jakarta, Selasa (5/3).
"Jadi ini lebih efek pilpres (pemilihan presiden) kemarin, jelas pukulan telak bagi PDIP. Apa pun yang berhubungan dengan keluarga Jokowi menjadi musuh bersama," tutur Indra.
Fauzan juga menyebutkan, baik Pilkada Sumut maupun Pilkada Medan partai berlambang banteng moncong putih itu kerap kesulitan menang.
Seperti Pilkada Sumut 2018, PDIP mengusung pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus yang kandas dari pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah akibat kurangnya waktu untuk melakukan pendekatan masyarakat di 33 kabupaten/kota di Sumut.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara pada 2023 menyebut jumlah penduduk Sumut 15,38 juta orang terdiri atas beragam suku, seperti Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, Batak Mandailing, Jawa, Melayu, Minangkabau, dan Nias yang sangat membaur.
Menurutnya, sosok Bobby Nasution tidak bisa dilupakan begitu saja oleh PDIP karena beliau yang membawa kemenangan besar bagi partai berlambang banteng moncong putih dalam Pilkada Medan 2020.
"Dari gelagat politik saat ini, dapat dipastikan Bobby menjadi lawan PDIP pada Pilkada Sumut 2024. Menurut saya dinamika politik akan lebih menarik," ungkap Indra.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengklaim sudah ada pendaftaran di wilayah Sumatra Utara untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2024.
"Sudah ada pendaftaran-pendaftaran di daerah-daerah Sumatra Utara," kata Hasto di Jakarta, Jumat (12/4).
Pihaknya mendapat laporan semua orang boleh mendaftar. Kendati demikian, ada usulan dari bawah untuk mengecualikan Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Selain itu, Hasto juga mendapatkan laporan dari Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo yang juga sudah membuka proses pendaftaran.
"Tetapi selama proses pendaftaran ini berlangsung, hal-hal yang menjadi kritik terbesar atas pelaksanaan Pemilu 2024 harus diatasi dulu. Kalau tidak, tidak ada gunanya pemilu," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024