Dinas Kesehatan Kota Bengkulu menerangkan penyebab tingginya kasus demam berdarah (DBD) di wilayah  setempat disebabkan faktor cuaca yang tidak menentu belakangan ini.
 
"Dari 1 April 2024 sampai sekarang sudah terdata terjadi tujuh kasus atau tujuh orang yang terinfeksi DBD," Plt Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani 
didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bengkulu Sri Martiana di Bengkulu, Minggu.

Dikatakan, cuaca menjadi pengaruh yang besar terjangkitnya DBD sebab cuaca hujan kemudian berhenti membuat kenangan air dimana mana.
 
"Nyamuk DBD sangat suka dengan genangan air yang ada di lingkungan perumahan sebab itu bisa membantu penyebaran jentik nyamuk DBD," kata dia.

Oleh karena itu, pihaknya terus memberikan pemahaman melalui sosialisasi kepada masyarakat di setiap puskesmas yang ada di Kota Bengkulu terkait penanganan kasus DBD.
 
Dinkes melakukan fogging atau pengasapan sesuai permintaan masyarakat, meskipun pengasapan hanya membantu untuk membunuh nyamuk dewasa.
 
"Untuk mengantisipasi DBD sebenarnya kita harus bersama-sama menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan masing-masing. Dengan melakukan pemberantasan sarang-sarang nyamuk dan pengasapan bukan solusi kongkrit tetapi ada yang lebih kongkrit lagi selain itu," ucap Sri.
 
Selain itu, pihak puskesmas membentuk kader jentik yang akan datang ke rumah warga untuk melihat jentik jentik nyamuk di bak mandi atau penampungan air lainnya di wilayah kerja masing masing.
 
Sri juga mengimbau agar masyarakat 5M yaitu mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi atau penampungan air minimal dua kali dalam satu minggu.
 
Kemudian, menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan mengganti air di vas bunga serta masyarakat dapat menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi gizi seimbang dan agar tidak terjadi demam berdarah.
 

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024