Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken telah memberi isyarat kepada Israel bahwa negara Zionis itu perlu membatalkan rencana operasi darat di Rafah dan membuat kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas sesegera mungkin.
Blinken berpandangan bahwa serangan ke Rafah bakal membuat Israel kehilangan peluang normalisasi hubungan dengan Riyadh, menurut laporan The Times of Israel pada Kamis (2/5), dengan mengutip sejumlah narasumber yang mengetahui masalah tersebut.
Peluang untuk mencapai kesepakatan normalisasi sudah semakin dekat, sehingga serangan darat besar-besaran di Rafah mungkin akan menghentikan kesepakatan tersebut sepenuhnya, kata Blinken kepada para pejabat Israel selama kunjungannya ke Israel pada 1 Mei sebagai bagian dari rangkaian kunjungan Timur Tengah.
Awal pekan ini, media melaporkan bahwa Washington dan Riyadh mungkin akan menandatangani pakta pertahanan dalam beberapa minggu mendatang yang antara lain akan mengatur pembentukan hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan akan ditawari untuk mengakhiri operasi militer di Jalur Gaza dan bergabung dengan perjanjian tersebut atau bakal ditinggalkan.
Pada Januari, media melaporkan bahwa Arab Saudi telah melanjutkan negosiasi dengan Amerika Serikat mengenai kesepakatan pertahanan setelah jeda selama tiga bulan karena eskalasi yang terjadi baru-baru ini di Timur Tengah.
Amerika Serikat meluncurkan proses normalisasi hubungan antara Israel dan dunia Arab pada 2020.
Sebagai hasil dari upaya ini, pada September 2020, Israel, Uni Emirat Arab, dan Bahrain menandatangani serangkaian dokumen yang dikenal sebagai Abraham Accords (Perjanjian Abraham). Maroko turut menandatanganinya pada Desember tahun yang sama.
Pada Januari 2021, Sudan juga menandatangani bagian deklaratif dari Perjanjian tersebut, tetapi tidak menandatangani dokumen terkait dengan Israel seperti negara lainnya karena perbedaan pendapat antara kepemimpinan militer dan sipil Sudan mengenai masalah tersebut.
Pada awal Agustus 2023, Washington dan Riyadh menyepakati garis besar kesepakatan untuk menormalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel.
Sumber: Sputnik
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Blinken berpandangan bahwa serangan ke Rafah bakal membuat Israel kehilangan peluang normalisasi hubungan dengan Riyadh, menurut laporan The Times of Israel pada Kamis (2/5), dengan mengutip sejumlah narasumber yang mengetahui masalah tersebut.
Peluang untuk mencapai kesepakatan normalisasi sudah semakin dekat, sehingga serangan darat besar-besaran di Rafah mungkin akan menghentikan kesepakatan tersebut sepenuhnya, kata Blinken kepada para pejabat Israel selama kunjungannya ke Israel pada 1 Mei sebagai bagian dari rangkaian kunjungan Timur Tengah.
Awal pekan ini, media melaporkan bahwa Washington dan Riyadh mungkin akan menandatangani pakta pertahanan dalam beberapa minggu mendatang yang antara lain akan mengatur pembentukan hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan akan ditawari untuk mengakhiri operasi militer di Jalur Gaza dan bergabung dengan perjanjian tersebut atau bakal ditinggalkan.
Pada Januari, media melaporkan bahwa Arab Saudi telah melanjutkan negosiasi dengan Amerika Serikat mengenai kesepakatan pertahanan setelah jeda selama tiga bulan karena eskalasi yang terjadi baru-baru ini di Timur Tengah.
Amerika Serikat meluncurkan proses normalisasi hubungan antara Israel dan dunia Arab pada 2020.
Sebagai hasil dari upaya ini, pada September 2020, Israel, Uni Emirat Arab, dan Bahrain menandatangani serangkaian dokumen yang dikenal sebagai Abraham Accords (Perjanjian Abraham). Maroko turut menandatanganinya pada Desember tahun yang sama.
Pada Januari 2021, Sudan juga menandatangani bagian deklaratif dari Perjanjian tersebut, tetapi tidak menandatangani dokumen terkait dengan Israel seperti negara lainnya karena perbedaan pendapat antara kepemimpinan militer dan sipil Sudan mengenai masalah tersebut.
Pada awal Agustus 2023, Washington dan Riyadh menyepakati garis besar kesepakatan untuk menormalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel.
Sumber: Sputnik
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024