Kota Bengkulu (ANTARA) - Situasi pengungsi sipil di Rafah, Gaza, setelah serangan oleh Israel sering kali sangat pilu dan penuh dengan kesulitan. Kondisi yang dihadapi oleh warga sipil ini mencakup beberapa aspek yang sangat berat.
Israel telah melancarkan serangan terhadap Gaza selama berbulan-bulan dengan dalih membumihanguskan militan Hamas sampai ke akar-akarnya. Hanya saja warga sipil terutama wanita dan anak-anak kerap juga menjadi sasaran utama karena dianggap pendukung militan.
Tentara Zionis menyerang Gaza dengan alasan tindakan pembelaan diri terhadap serangan roket yang diluncurkan dari wilayah tersebut. Menurut sumber-sumber militer, operasi ini bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur militer Hamas, yang Israel labeli sebagai organisasi teroris dan menganggap bertanggung jawab atas inisiatif serangan ke Israel.
Serangan tanpa henti juga diklaim sebagai bagian dari usaha keamanan untuk melindungi warga Israel dari upaya infiltrasi dan serangan langsung dari Gaza, termasuk melalui terowongan yang digali ke wilayah Israel. Dinamika politik internal dan situasi keamanan regional juga dipercaya sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ini.
Menurut pejabat Israel, upaya ini diperlukan untuk mencegah pengembangan dan eskalasi lebih lanjut dari kegiatan militan. Kondisi keamanan yang berubah di Timur Tengah dan tekanan internasional mungkin memainkan peran dalam tindakan Israel kali ini, yang berusaha menjaga stabilitas di wilayah tersebut meskipun menghadapi kritik internasional.
Baca juga: Eyes on Rafah: Sebuah sorotan pada kehidupan di perbatasan Gaza, Palestina
Baca juga: AS tegaskan kembali komitmen untuk hentikan perang Gaza
Adapun serangan Israel ke Gaza, terutama kamp pengungsi Rafah, menyisakan sejumlah kepiluan mendalam bagi kemanusiaan. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
Kehilangan Tempat Tinggal
Banyak pengungsi kehilangan rumah mereka akibat serangan, terpaksa tinggal di tempat penampungan darurat yang sering kali padat dan kurang memiliki fasilitas yang memadai.
Akses Terbatas pada Bantuan Kemanusiaan
Blokade dan pembatasan akses ke Gaza oleh Israel sering kali membuat sulitnya distribusi bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya. Hal ini memperburuk kondisi hidup pengungsi yang sudah terjepit.
Nasib Rafah, benteng terakhir warga Gaza yang diserbu Israel
Kamis, 30 Mei 2024 17:43 WIB 1341