Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu mengintegrasikan klaster pertanian binaan dengan Toko Pangan Ado Galo (toko pangan serba ada) guna mengendalikan inflasi daerah.
 
"Hasil panen dari klaster (binaan) dipasok ke Toko Pangan Ado Galo (toko pangan murah yang disediakan TPID bersama pemerintah daerah) untuk mendistribusikan pangan murah ke masyarakat," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Darjana di Bengkulu, Jumat.
 
Toko Pangan Ado Galo menjadi sarana pemerintah daerah bersama TPID menyediakan pangan terjangkau bagi masyarakat.
 
Toko tersebut menyediakan berbagai pangan pokok yang disediakan oleh pemerintah daerah, Bulog dan pertanian binaan Bank Indonesia.
 
Keberadaan toko pangan tersebut menjadi upaya stabilisasi harga pangan di pasaran. Dan, toko pangan tersebut memang ditempatkan di pasar tradisional di Kota Bengkulu.
 
Kemudian, mengintegrasikan hasil pertanian daerah dengan Toko Pangan Ado Galo tentunya akan membuat petani mendapatkan kepastian pasar, dan pasokan pangan jadi semakin banyak di pasar tradisional di Bengkulu.
 
"Jadi hasil pertanian di Bengkulu tidak lagi keluar Bengkulu, tetapi terdistribusi ke daerah sendiri," kata dia.
 
Hasil pertanian seperti padi Bengkulu biasanya banyak yang dijual ke luar daerah, seperti padi di Kabupaten Mukomuko dijual ke Provinsi Sumatera Barat, dan pertanian padi Bengkulu Selatan dan Seluma ada yang dijual ke Provinsi Lampung.
 
Dengan upaya menyerap pertanian daerah secara optimal, harapannya kecukupan komoditas di Bengkulu jadi lebih baik dan harga pangan lebih stabil.
 
Toko Pangan Ado Galo yang ada di Kota Bengkulu pun rencananya segera direplikasi kabupaten lain sehingga pangan terjangkau lebih mudah diakses masyarakat.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024