Satu indiividu bunga rafflesia mekar sempurna dengan diameter 82,2 centimeter di lokasi perkebunan milik warga Aia Taganang, Nagari atau Desa Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
 
Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar Rusdiyan P Ritonga di Lubuk Basung, Sabtu, mengatakan spesies rafflesia ini termasuk yang berukuran besar bisa Arnoldii atau Tuan Mudae.
 
"Perlu identifikasi lebih lanjut karena saat petugas menemukan di lapangan kondisi sudah sore dan cenderung gelap," katanya.
 
Ia mengatakan apabila bunga rafflesia ini jenis Tuan Mudae maka ini merupakan titik kedua di Kabupaten Agam.
 
Sebelum juga ditemukan di kawasan Cagar Alam Maninjau tepatnya di Marambuang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan dengan diameter 107 centimeter pada 2017.
 
Bahkan bunga terus pernah mekar terbesar di dunia dengan diameter 111 centimeter pada 2020.
 
"Di dunia bunga tersebut ditemukan di Sarawak, Malaysian dan Indonesia hanya ditemukan di Agam. Sebaran bunga rafflesia di Kabupaten Agam dengan jumlah 17 titik tersebar di Kecamatan Palembayan, Tanjungraya, Palupuh, Baso, Kamangmagek, Tilatangkamang, Malalak, dan Matur," katanya.
 
Ia mengakui bunga langka dan dilindungi Undang-Hndang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya itu mekar di Aia Taganang, Nagari Matua Hilia pertama kali ditemukan oleh Wali Jorong Aia Taganang beserta warga setempat, Kamis (30/5).
 
Saat itu, mereka sedang berburu babi hutan di lokasi tersebut dan menemukan bunga itu.
 
"Wali jorong langsung melaporkan temuan tersebut ke petugas BKSDA Sumbar dan kita langsung turun ke lokasi," katanya.
 
Sementara Wali Jorong Aia Taganan Mustahidus mengatakan bunga rafflesia itu ditemukan mekar saat ia bersama warga berburu babi hutan.
 
"Kami menemukan bunga rafflesia dengan kondisi mekar dan langsung saya laporkan ke BKSDA Sumbar," katanya.
 
Ia mengakui di lokasi itu ada enam titik lokasi bunga rafflesia di daerah itu dan bunga yang mekar merupakan lokasi terjauh dengan perjalanan sekitar 30 menit.
 
Di lokasi itu pertama kali ditemukan bunga rafflesia tersebut sekitar 1990 dan dulu sering dikunjungi wisatawan mancanegara.
 
"Dulu ramai pengunjung dari mancanegara ke lokasi ini untuk melihat secara dekat," katanya.

Pewarta: Altas Maulana

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024