Lubukbasung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat menyatakan populasi bunga raflesia ditemukan di 14 dari 19 kabupaten dan kota di provinsi itu.
"Hampir seluruh kabupaten dan kota di Sumbar ditemukan bunga raflesia yang langka itu," kata Kepala BKSDA Sumbar Erly Sukrismanto didampingi Pengendali Ekosistem Hutan Ade Putra saat meninjau Bunga Rafflesia Tuan-mudae di Marambuang, Nagari Baringin, Kecamartan Palembayan, Kabupaten Agam, Rabu.
Ia mengatakan, dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar hanya lima kabupaten dan kota yang belum ditemukan bunga raflesia.
Kelima kabupten dan kota itu adalah Kabupaten Mentawai, Kota Solok, Sawahlunto, Pariaman dan Payakumbuh.
"Lima kabupaten dan kota itu belum kami temukan bunga yang dilindungi Undang-umdang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistimnya itu," katanya.
Ia mengatakan bunga rafflesia yang ditemukan jenis Arnoldii, Gadutensis, Haseltii dan Tuan-mudae.
Khusus di Agam, tambahnya, populasi rafflesia itu ditemukan di 13 titik yang tersebar di Kecamatan Palembayan, Tanjungraya, Palupuh, Baso, Kamangmagek, Tilatangkamang, Malalak dan Matur.
"Agam merupakan daerah terbanyak sebaran populasi rafflesia di Sumbar dan Agam satu-satunya populasi Rafflesia Tuan-mudae di Indonesia," katanya.
Ia menambahkan, dengan banyaknya populasi rafflesia itu maka BKSDA mewacanakan Provinsi Sumbar sebagai rumah rafflesia.
Selain itu, akan dijadikan sebagai daerah edukasi dan laboratorium alam bagi peneliti dan mahasiswa.
Ia berharap dukungan dari pemerintah daerah setempat dan masyarakat agar rumah rafflesia itu bisa terwujud.
"Masyarakat juga diminta untuk menjaga dan melestarikan bunga rafflesia ini," katanya.
Bunga Rafflesia Tuan-mudae di Marambuang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan, merupakan terbesar di dunia dengan diameter 111 centimeter. Sebelumnya di lokasi itu juga pernah mekar Bunga Rafflesia Tuan-mudae terbesar dengan diameter 107 centimeter pada 2017.
Bunga itu merupakan yang terbesar di dunia dan ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli dan peneliti tumbuhan rafflesia dari Universitas Bengkulu Dr Agus Susatya.
Di lokasi itu, katanya, pernah ditemukan sekitar 43 knop dan saat ini hanya tinggal lima knop karena sudah mekar.
"Hampir tiap bulan bunga itu mekar di lokasi yang merupakan Hutan Cagar Alam Maninjau. Keberadaan bunga itu ditemukan pertama oleh warga sekitar saat membersihkan saluran air beraih pada 2017," katanya.
Raflesia ditemukan di 14 kabupaten/kota di Sumbar
Rabu, 1 Januari 2020 20:35 WIB 2225