Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu sepakat untuk memasang perangkap buaya untuk menangkap buaya yang telah memangsa manusia.
 
"Ini kali pertama pemasangan perangkap, kita upayakan mungkin  browsing dulu lah kita tiru di tempat lain seperti di Kalimantan," kata Kepala Resor KSDA Air Hitam Kabupaten Mukomuko Rasidin di Mukomuko, Sabtu.
 
Perwakilan BKSDA Bengkulu, yakni Kepala Resort KSDA Air Hitam Rasidin dan Kepala Resort KSDA Mukomuko Damin mendatangi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mukomuko guna menindaklanjuti konflik buaya dengan buaya di daerah ini.
 
Ada dua warga yang meninggal dunia akibat dimangsa buaya di Sungai Selagan, yakni Ide Suprianto (27), warga Desa Tanah Harapan, Kecamatan Kota Mukomuko Senin (15/4) dan Sabri (65), warga Desa Tanah Rekah pada Senin (21/2/2022).
 
Hasil pertemuan pihak BKSDA Bengkulu dengan Kepala DLH Kabupaten Mukomuko Budi Yanto, menyepakati pemasangan perangkap buaya di Sungai Selagan sekitar hari Senin (3/6) dan Selasa (4/6).
 
DLH Mukomuko telah menyiapkan dua perangkap buaya yang akan dipasang bersama BKSDA Bengkulu. 
 
Ia mengatakan, BKSDA menurunkan enam personel dalam kegiatan ini, selain itu pihak BKSDA melibatkan DLH, kecamatan, desa, TNI, polisi, dan swasta dalam penangkapan buaya ini.
 
Untuk lokasi pemasangan perangkap buaya, ia mengatakan, pihaknya fokus di tempat korban yang dimangsa buaya di Sungai Selagan dan BKSDA menggunakan umpan itik untuk menangkap buaya di sungai ini.
 
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Mukomuko Budi Yanto mengatakan pihaknya meminta bantuan kepada semua perusahaan kelapa sawit untuk membuat alat khusus perangkap buaya.
 
Ia mengatakan, dari sekian banyak perusahaan ada empat perusahaan yang bersedia membuatnya, dan dua perangkap sudah ada di DLH sedangkan dua perangkap lagi dalam proses pembuatan.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024