Mukomuko (Antara) - Sejumlah petani di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu mengintegrasikan tanaman kelapa sawit dengan pala sebagai usaha sampingan untuk menambah pendapatannya.

"Tanaman pala ini menjadi tanaman sela karena ditanami di sela-sela dua pohon sawit yang berjarak 10 meter," kata Kasi Perkebunan pada Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Sudianto di Mukomuko, Jumat.

Ia menyebutkan sejumlah wilayah yang ditemukan tanaman kelapa sawit diintegrasikan dengan pala itu di Kecamatan Penarik, Kecamatan Teramang Jaya, dan Satuan Pemukiman (SP) VI Kecamatan Air Manjuto.

Bahkan, katanya, sudah ada petani di daerah itu yang memperoleh pendapatan dari hasil panen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dan pala.

"Seorang petani yang punya kebun setengah hektare di wilayah Penarik hampir setiap bulan mendapat pendapatan dari panen sawit dan pala," ujarnya.

Ia mengatakan, meskipun hasil panen pala yang diperoleh petani tersebut masih minim, yakni sekitar dua hingga lima kilogram dengan harga Rp60.000 per kilogram per bulannya, tetapi hasil penjualan polong pala itu dapat menambah pendapatan petani tersebut.

Pendapatan sebesar itu baru dari hasil penjualan buah pala saja, belum lagi hasil penjualan TBS kelapa sawit, katanya.

Ia mengatakan dua tahun yang lalu, Pemkab Mukomuko pernah mengusulkan anggaran untuk pembelian bibit pala tetapi tidak disetujui karena sedikitnya kelompok tani yang mengusulkan bibit pala.***3***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016