Mukomuko (Antara) - Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menilai kualitas air di lima sungai di daerah itu yang paling buruk dampaknya bagi makluk yang hidup dalam sungai tersebut.
"Lima sungai yakni Sungai Selagan, Air Manjuto, Sungai Muar, Sungai Teramang, dan Sungai Bantal paling buruk karena berdasarkan uji laboratorium BOD atau `Biochemical Oxygen Demand` dan COD atau `Chemical Oxygen Demand` melebihi baku mutu," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Mukomuko Risber A Razak di Mukomuko, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu menjawab hasil pengujian kualitas air di enam sungai di daerah itu pada tahun 2015, guna menentukan status atau kelas sungai di daerah itu.
Dari enam sungai di daerah itu, katanya, hanya satu Sungai Air Dikit yang BOD dan COD masih di bawah baku baku.
Ia menjelaskan, dampak dari BOD dan COD yang melebihi baku mutu terhadap kehidupan makluk salah satunya ikan di dalam air di sungai tersebut.
Karena, katanya, oksigen dalam air kurang. Bila oksigen kurang, maka makluk hidup dalam air kurang bisa hidup normal. Kalau dibiarkan makluk hidup dalam air tersebut bisa mati.
Sedangkan penyebab BOD dan COD atau oksigen dalam air kurang, sebutnya, salah satunya pembuangan limbah pabrik dan limbah rumah tangga termasuk kotoran.
Ia menerangkan, BOD yang berada diambang normal baku mutu itu 10 miligram per liter, sedangkan BOD di lima sungai di daerah itu berada diatas baku mutu 15-24 miligram per liter.
Kemudian, lanjutnya, COD yang berada diambang normal itu satuannya 2 miligram per liter, tetapi COD di lima sungai di bawah 4-6 miligram per liter.
Termasuk kadar besi dalam air di lima sungai itu berlebih. Penyebab kelebihan kadar besi ini, yakni tambang galian C.
Selanjutnya, katanya, pihaknya akan menumbuhkan kesadaran masyarakat jangan membuang limbah di sungai larena bisa mencemari sumber air yang ada.
Selain itu, katanya, pemerintah bnrupaya bagaimana menciptakan dan mengendalikan dampak lingkungan dan limbah, serta bagaimana penanganannya.
Hasil penilaian tersebut, katanya, akan menjadi status lingkungan hidup tingkat kabupaten.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Lima sungai yakni Sungai Selagan, Air Manjuto, Sungai Muar, Sungai Teramang, dan Sungai Bantal paling buruk karena berdasarkan uji laboratorium BOD atau `Biochemical Oxygen Demand` dan COD atau `Chemical Oxygen Demand` melebihi baku mutu," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Mukomuko Risber A Razak di Mukomuko, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu menjawab hasil pengujian kualitas air di enam sungai di daerah itu pada tahun 2015, guna menentukan status atau kelas sungai di daerah itu.
Dari enam sungai di daerah itu, katanya, hanya satu Sungai Air Dikit yang BOD dan COD masih di bawah baku baku.
Ia menjelaskan, dampak dari BOD dan COD yang melebihi baku mutu terhadap kehidupan makluk salah satunya ikan di dalam air di sungai tersebut.
Karena, katanya, oksigen dalam air kurang. Bila oksigen kurang, maka makluk hidup dalam air kurang bisa hidup normal. Kalau dibiarkan makluk hidup dalam air tersebut bisa mati.
Sedangkan penyebab BOD dan COD atau oksigen dalam air kurang, sebutnya, salah satunya pembuangan limbah pabrik dan limbah rumah tangga termasuk kotoran.
Ia menerangkan, BOD yang berada diambang normal baku mutu itu 10 miligram per liter, sedangkan BOD di lima sungai di daerah itu berada diatas baku mutu 15-24 miligram per liter.
Kemudian, lanjutnya, COD yang berada diambang normal itu satuannya 2 miligram per liter, tetapi COD di lima sungai di bawah 4-6 miligram per liter.
Termasuk kadar besi dalam air di lima sungai itu berlebih. Penyebab kelebihan kadar besi ini, yakni tambang galian C.
Selanjutnya, katanya, pihaknya akan menumbuhkan kesadaran masyarakat jangan membuang limbah di sungai larena bisa mencemari sumber air yang ada.
Selain itu, katanya, pemerintah bnrupaya bagaimana menciptakan dan mengendalikan dampak lingkungan dan limbah, serta bagaimana penanganannya.
Hasil penilaian tersebut, katanya, akan menjadi status lingkungan hidup tingkat kabupaten.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016