PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja (WK) Rokan menemukan sumber minyak dan gas bumi (migas) baru di Blok Rokan, Riau dengan potensi produksi hingga 3.000 barel minyak per hari (BOPD).

PHR menemukan sumber migas baru tersebut melalui pengeboran Sumur Eksplorasi Astrea-1 yang berada di wilayah Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

EVP Upstream Business PHR WK Rokan Andre Wijanarko lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu mengatakan sumur eksplorasi Astrea-1 merupakan sumur komitmen kerja pasti WK Rokan kepada Pemerintah Indonesia melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang memiliki objektif utama reservoir pada Formasi Pematang Upper Red Bed.

Baca juga: BPIP jelaskan alasan upacara hari lahir Pancasila di blok rokan

Temuan sumur migas baru dari Sumur Astrea-1 di WK Rokan menjadi milestone discovery tepat di perayaan 22 tahun pengelolaan hulu migas di bawah pengawasan SKK Migas.

Sumur tersebut dibor dengan profil directional menggunakan rig pengeboran darat, ditajak pada 10 April 2024 dan mencapai kedalaman akhir pada kedalaman 7.158 kaki pada 23 Mei 2024.

Saat ini, sedang dilakukan pada tahapan uji kandungan lapisan (UKL) oleh PHR dengan pengawasan SKK Migas dengan menggunakan rig workover. Selain itu, juga dilakukan serangkaian evaluasi formasi dengan menggunakan e-line logging.

"Pada tahapan UKL pertama, Formasi Pematang Upper Red Bed berhasil diperoleh laju alir minyak lebih dari 3.063 BOPD. Penemuan sumur eksplorasi ini merupakan penemuan sumur yang ketiga setelah sebelumnya penemuan migas di sumur Sidingin North-1 dan Pinang East-1 serta sumur Mibasa-1 yang mengindikasikan minyak," ungkap Andre.

Baca juga: Pertamina temukan cadangan migas baru di lapangan Blok Rokan

Adapun, UKL sumur eksplorasi bertujuan untuk mengetahui kandungan hidrokarbon ekonomis dari suatu lapisan dan mengetahui karakteristik reservoir yang dilakukan sesaat setelah pengeboran. UKL tersebut dilakukan dengan cara memproduksikan fluida melalui pipa bor.

"Jika didapatkan hidrokarbon pada saat uji kandungan lapisan, maka laju alirnya diukur untuk kemudian dialirkan menuju burn pit untuk dibakar karena keterbatasan fasilitas produksi pada tahapan eksplorasi. Hal ini umum dilakukan pada proses uji kandungan lapisan dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan dan lingkungan dan mitigasi dampak sosial," jelas Andre.

Kepala Divisi program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan pengeboran sumur Astrea-1 menjadi bukti bahwa kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) terus berkomitmen untuk melakukan pengeboran demi mencapai target dan menaikkan produksi migas nasional.

"Komitmen pengeboran harus terus dijalankan oleh PHR dan KKKS lainya untuk sama-sama mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah," ujar Hudi.

Baca juga: Polisi periksa 12 saksi terkait kecelakaan kerja di Pertamina Rokan Hulu

Menurut Hudi, temuan hidrokarbon minyak bumi dari Sumur Astrea-1 di Blok Rokan merupakan kabar baik saat SKK Migas memperingati 22 tahun pengelolaan hulu migas di Indonesia.

"Sebagai wujud implementasi long term planning skin eksplorasi, penemuan ini akan terus ditindaklanjuti dan proses pengembangan terus berjalan sehingga terjadi peningkatan produksi yang masif," katanya.

Temuan cadangan itu juga sekaligus sebagai bagian penting dari program pemerintah di sektor energi nasional untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.
 

Pewarta: Benardy Ferdiansyah

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024