Bengkulu (Antara) - Nilai Tukar Petani Provinsi Bengkulu kembali turun pada Januari 2016, yakni tercatat pada angka 92,09 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Aden Gultom di Bengkulu, Selasa, mengatakan turunnya nilai tukar petani merupakan yang ketiga setelah sempat naik pada Oktober 2015.

"Biaya yang harus dikeluarkan petani, termasuk biaya produksi lebih besar dibanding harga hasil pertanian ini yang menyebabkan turun," kata dia.

Menurut Aden, indeks harga hasil produksi pertanian petani mengalami penurunan sedangkan harga yang harus dibayarkan petani mengalami peningkatan.

Pada Oktober 2015 nilai tukar petani mulai membaik yakni dicatat pada angka 93,69 persen namun pada November 2015 NTP turun sebesar 0,27 persen dan menjadi 93,44 persen.

Pada Desember 2015, angka NTP kembali turun sekitar 0,51 persen menjadi 92,96 persen. Menurunnya angka NTP artinya, kata Aden semakin rendah kemampuan atau daya beli petani.

Ini harus menjadi perhatian bersama karena hampir seluruh sektor pertanian di Bengkulu mengalami penurunan. Subsektor hortikultura mengalami penurunan terbesar sekitar 2,82 persen.

NTP subsektor tanaman pangan turun sekitar 0,05 persen, tanaman perkebuanan rakyat turun 0,88 persen, peternakan turun 0,31 persen, perikanan turun 0,09 persen dan perikanan budidaya turun 0,2 persen.

"Hanya subsektor perikanan tangkap yang mengalami kenaikan, yakni sebesar 0,87 persen pada Januari ini," ucapnya.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016