Bengkulu (Antara) - Yayasan Kantong Informasi Pemberdayaan Adiksi (Kipas) Bengkulu mendata sebanyak 63 orang anak di bawah lima tahun (balita) di Provinsi Bengkulu terinfeksi virus HIV/AIDS.

Direktur Kipas Bengkulu, Merly Yuanda di Bengkulu, Selasa mengatakan bahwa para balita itu tertular dari orangtua mereka yang positif HIV/AIDS.

"Mereka lahir dari orangtua yang positif sehingga anaknya otomatis terinfeksi," ucap Merly.

Pendataan balita terinfeksi HIV/AIDS tersebut dilakukan kurun waktu 2011-2015 dengan sistem penjangkauan pada populasi kunci antara lain pengguna narkoba.

Menurut Merly, penularan virus mematikan tersebut dari proses kelahiran dapat dicegah dengan program pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi atau "prevention of mother to child transmission of HIV" (PMCT).

"Kota Bengkulu dan Kabupaten Rejanglebong sudah memiliki fasilitas ini, sehingga kalau ada perencanaan pada penderia HIV/AIDS pada pasangan positif maka anaknya bisa negatif," tuturnya, menerangkan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Amin Kurnia mengatakan bahwa penyebaran virus yang belum ditemukan obatnya itu semakin mengkhawatirkan dengan jumlah akumulasi warga tertular di daerah itu mencapai 800 orang.

"Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri perlu ditingkatkan untuk menanggulangi penularan virus ini," ujarnya.

Menurut Amin, seluruh rumah sakit di daerah ini sudah memiliki fasilitas untuk pemeriksaan darah guna mengetahui apakah tertular virus tersebut atau negatif. Ia juga mengajak para ibu di daerah itu agar menjalani tes HIV secara sukarela.

Fasilitas "Voluntary Counseling Test" (VCT) atau konseling bagi penderita HIV/AIDS baru tersedia di sejumlah pos kesehatan seperti RSUD Argamakmur, RSUD M Yunus Bengkulu, dan RSUD Rejanglebong serta RSUD Mukomuko dan RSUD Manna.***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016