Rejanglebong (Antara) - Salah seorang warga Desa Dusun Sawah, Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, penderita gangguan jiwa atau psikotik membutuhkan bantuan dari pemerintah.

Kepala Dusun II Desa Dusun Sawah Kecamatan Curup Utara, Edi Azhar, Kamis, menjelaskan warga yang menderita psikotik itu ialah Nuraini (30) yang tinggal bersama dengan ibunya Habsah (68). Karena takut penderita ini berkeliaran pihak keluarganya selama 10 tahun mengurungnya di dalam kamar.

"Penderita ini sudah lama sakit, dan sudah beberapa kali dirawat di RSJ Bengkulu dan disuruh makan obat. Tapi karena perekonomian keluarganya tidak mampu sehingga tidak bisa membeli obatnya," kata Edi.

Untuk itu dia sudah berencana akan membantu keluarga Habsah guna membangunkan kamar khusus bagi Nuraini, karena yang bersangkutan hanya tidur dilantai semen dan sebuah ranjang besi tanpa kasur. Di kamar ini penderita itu setiap harinya berbaring serta melakukan aktivitas buang hajat, dan pada sore harinya dibersihkan ibunya.

Sementara itu, menurut Habsah, ibu kandung penderita saat ditemui anaknya itu sudah sakit sejak 20 tahun lalu. Anaknya itu sebelumnya merupakan pribadi yang ceria, namun saat menginjak dewasa terjadi keanehan. Nuraini mulai sering menyendiri dan berjalan tanpa arah.

"Sering main ke pasar, pokoknya dia suka jalan-jalan terus tanpa arah," ujarnya.

Habsah sendiri mengaku akan terus merawat anak keempat dari lima bersaudara itu kendati dirinya hanya pengumpul buah pinang dan biji cekelat yang tumbuh di dekat kuburan di desanya.

Sedangkan Sutrima, aktivis sosial yang melakukan pendampingan terhadap penderita psikotik di daerah itu mengatakan, dirinya sudah mengusulkan bantuan ke Kemensos pusat melalui Dinsosnakertrans Rejanglebong dan sekarang akan mendapatkan bantuan dana sebesar Rp2 juta untuk pembelian kursi roda dan biaya perawatan korban.

"Uang itu dikirim melalui rekening bank, karena keluarga ibu Habsah tidak memiliki rekening bank rencananya uang itu akan dikirim melalui rekening pak Kadus. Uangnya untuk pembelian kursi roda sehingga bisa dijemur, saat ini korbannya sudah tidak bisa berjalan lagi dan hanya bisa terbaring," kata Sutrima.

Untuk itu dia berharap, nantinya selain dapat bantuan dari Kemensos-RI dia berharap akan ada dinas/instansi atau pun pihak lainnya guna membantu keluarga ini sehingga penyakit yang diderita korban tidak semakin parah.***4***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016