Bengkulu (Antara) - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi mendorong pemanfaatan situs dan benda cagar budaya untuk mendukung sektor pariwisata, khususnya wisata sejarah.
Kasub Unit Konservasi BPCB Jambi Rhis Eka Wibawa di Bengkulu, Rabu, mengatakan sejumlah cagar budaya telah menjadi ikon wisata seperti Benteng Marlborough dan rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu, dan Jambi juga ingin seperti itu.
"Pemeliharaan dan pemanfaatan idealnya sejalan sehingga cagar budaya bisa mendukung pariwisata," katanya.
Pemanfaatan cagar budaya untuk mendukung sektor pariwisata bahkan sudah masuk ke tahap pemberdayaan masyarakat. Program ini mulai diinisiasi di kawasan cagar budaya Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Kelompok masyarakat di sekitar situs bersejarah itu dilatih untuk membuat suvenir dan sebagian dikirim ke daerah lain untuk belajar cara mengelola wisata cagar budaya.
Menurut Rhis, pemeliharaan cagar budaya juga bagian penting yang menjadi fokus BPCB Jambi.
Ia mencontohkan Provinsi Bengkulu yang baru enam cagar budaya yang dijaga oleh juru pelihara yakni Benteng Marlborough, rumah Bung Karno, Thomas Parr, Makam Inggris, Makam Sentot Alisyahbana dan rumah bersejarah milik AK Ghani.
"Pemeliharaan ini penting untuk memperpanjang umur benda cagar budaya karena itu menjadi bagian penting dalam pelestarian," ucapnya.
Koordinator Juru Pelihara BCB Provinsi Bengkulu, Sugrahanudin mengatakan sejumlah cagar budaya yang menjadi objek wisata sejarah andalan di Bengkulu antara lain Benteng Marlborough, Rumah Bung Karno, Masjid Jamik yang diarsiteki Bung Karno dan lainnya.
"Cagar budaya berpotensi meningkatkan kunjungan wisatawan, karena itu pemeliharaan menjadi penting dan kami mengharapkan dukungan masyarakat dan pemerintah daerah," katanya.
***1***
Ridwan Chaidir
(T.H019/B/R010/R010) 16-03-2016 16:39:47
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Kasub Unit Konservasi BPCB Jambi Rhis Eka Wibawa di Bengkulu, Rabu, mengatakan sejumlah cagar budaya telah menjadi ikon wisata seperti Benteng Marlborough dan rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu, dan Jambi juga ingin seperti itu.
"Pemeliharaan dan pemanfaatan idealnya sejalan sehingga cagar budaya bisa mendukung pariwisata," katanya.
Pemanfaatan cagar budaya untuk mendukung sektor pariwisata bahkan sudah masuk ke tahap pemberdayaan masyarakat. Program ini mulai diinisiasi di kawasan cagar budaya Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Kelompok masyarakat di sekitar situs bersejarah itu dilatih untuk membuat suvenir dan sebagian dikirim ke daerah lain untuk belajar cara mengelola wisata cagar budaya.
Menurut Rhis, pemeliharaan cagar budaya juga bagian penting yang menjadi fokus BPCB Jambi.
Ia mencontohkan Provinsi Bengkulu yang baru enam cagar budaya yang dijaga oleh juru pelihara yakni Benteng Marlborough, rumah Bung Karno, Thomas Parr, Makam Inggris, Makam Sentot Alisyahbana dan rumah bersejarah milik AK Ghani.
"Pemeliharaan ini penting untuk memperpanjang umur benda cagar budaya karena itu menjadi bagian penting dalam pelestarian," ucapnya.
Koordinator Juru Pelihara BCB Provinsi Bengkulu, Sugrahanudin mengatakan sejumlah cagar budaya yang menjadi objek wisata sejarah andalan di Bengkulu antara lain Benteng Marlborough, Rumah Bung Karno, Masjid Jamik yang diarsiteki Bung Karno dan lainnya.
"Cagar budaya berpotensi meningkatkan kunjungan wisatawan, karena itu pemeliharaan menjadi penting dan kami mengharapkan dukungan masyarakat dan pemerintah daerah," katanya.
***1***
Ridwan Chaidir
(T.H019/B/R010/R010) 16-03-2016 16:39:47
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016