Bengkulu (Antara) - Puluhan mahasiswa yang bergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Sungai berunjukrasa di atas Jembatan Kualo, di atas muara Sungai Bengkulu, Kota Bengkulu, Rabu, menyerukan penyelamatan kali tersebut dari segala bentuk pencemaran.

Koordinator Lapangan, Hendra Al Asad dalam orasinya mengatakan perlu langkah tegas dari pemerintah untuk melindungi Sungai Bengkulu yang masih dimanfaatkan sebagai sumber baku air oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bengkulu.

"Air sungai ini masih digunakan sebagai sumber air minum oleh PDAM, tapi pencemarannya sangat parah," kata Hendra.

Aksi yang digelar untuk memperingati Hari Air Dunia 2016 itu mendapat perhatian dari masyarakat, terutama pengguna jembatan yang berada di atas muara Sungai Bengkulu itu.

Pengunjukrasa yang berasal dari berbagai organisasi kemahasiswaan di Bengkulu juga mendesak pemerintah meningkatkan pengawasan dan menindak perusahaan yang menjadi pencemar utama sungai itu.

"Selama ini tidak ada tindakan tegas terhadap perusahaan yang beraktivitas di hulu sungai, terutama perusahaan tambang batu bara," ucapnya.

Ketua Mahasiswa Pecinta Alam (Mapetala) Bengkulu, Ayub Saputra menambahkan banyak pihak yang sudah meneliti kualitas air Sungai Bengkulu yang diduga tidak layak minum.

Sungai Bengkulu menurut dia menjadi potret umum kondisi sungai di Bengkulu yang mengalami kerusakan mulai dari area tangkapan air hingga pencemaran limbah.

"Tidak hanya perusahaan tambang batu bara, ada juga limbah pabrik pengolahan sawit yang membuang limbah ke sungai," kata dia.

Aksi para mahasiswa tersebut menurut Ayub akan berlanjut dala bentuk advokasi hingga Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bengkulu menjalankan fungsinya untuk menindak perusahaan pencemar sungai yang memanjang dari hulu di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah dan hilir di Kota Bengkulu.

Sungai sepanjang 95 kilometer ini memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 51.000 hektare dengan tiga Sub-DAS yakni Rindu Hati seluas 19 ribu hektare, Susup seluas 9 ribu hektare dan Bengkulu Hilir seluas 22 ribu hektare. ***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016