Film yang disutradarai oleh Jang Jae Hyun ini, yaitu "Exhuma," adalah film horor asal Korea Selatan yang mengeksplorasi dunia mistis dan supranatural dengan campuran elemen tradisional dan modern. Cerita dimulai di Los Angeles, Amerika Serikat, dengan kehidupan sebuah keluarga kaya yang tiba-tiba dilanda serangkaian kejadian aneh dan menakutkan. Ancaman tersebut mengarah pada keselamatan bayi mereka yang masih sangat kecil, memaksa mereka untuk mencari bantuan dari para ahli mistik.

Keluarga tersebut menghubungi Bong-gil (Lee Do-hyun) dan Hwa-rim (Kim Go-eun), sepasang dukun terkenal di Korea Selatan. Bong-gil dan Hwa-rim memulai ritual untuk menyelidiki penyebab peristiwa supranatural yang mengganggu keluarga tersebut. Setelah beberapa waktu, mereka menemukan bahwa ancaman tersebut berasal dari roh jahat nenek moyang keluarga, sebuah fenomena yang dikenal sebagai 'Graves Calling.'

Dalam upaya untuk menuntaskan masalah ini, Bong-gil dan Hwa-rim menggandeng Sang-deok (Choi Min-shi), seorang ahli feng shui, dan Young-geun (Yoo Hae-jin), seorang ahli kubur. Mereka mengidentifikasi lokasi kuburan nenek moyang yang menjadi sumber malapetaka. Namun, saat mereka menyelidiki lebih dalam, mereka menemukan kejanggalan pada lokasi kuburan tersebut, yang tampaknya berada di tempat yang sangat berbahaya dan tidak seharusnya digali. Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan rahasia kelam yang membahayakan tidak hanya keluarga tersebut, tetapi juga para penyelidik.
 
Potongan adegan film "Exhuma". (ANTARA/imdb)


Plot "Exhuma" menggabungkan elemen horor supranatural dengan unsur investigasi yang penuh ketegangan. Cerita dimulai dengan pengantar yang kuat mengenai ancaman supranatural yang mengganggu kehidupan sehari-hari keluarga kaya di LA. Pengantar ini membawa penonton ke dalam konflik utama yang melibatkan kekuatan jahat dari masa lalu.

Baca juga: Film adaptasi kisah nyata perselingkuhan mertua dan menantu: Siapa pemeran Norma dan ibunya?
Baca juga: Kisah keluarga Indonesia Timur dalam film "Kaka Boss"

Perjalanan Bong-gil dan Hwa-rim dalam memecahkan misteri dan mengatasi ancaman roh nenek moyang menyajikan sebuah narasi yang dipenuhi dengan kejutan dan ketegangan. Penyampaian cerita melalui campuran teknik horor tradisional dan modern membuat plot terasa segar dan menyenangkan. Penyelidikan yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari berbagai ahli memberikan dinamika tambahan dan meningkatkan rasa keaslian serta kedalaman cerita.

Akting dalam "Exhuma" sangat kuat, terutama dari para pemeran utama. Lee Do-hyun dan Kim Go-eun membawa kedalaman emosional dan karisma yang diperlukan untuk memerankan Bong-gil dan Hwa-rim. Penampilan mereka memberikan nuansa autentik pada karakter-karakter mistik ini, serta menambah dimensi pada ketegangan yang dihadapi keluarga dan diri mereka sendiri.

Choi Min-shi dan Yoo Hae-jin sebagai Sang-deok dan Young-geun juga memberikan penampilan yang solid, masing-masing melengkapi peran mereka sebagai ahli feng shui dan ahli kubur dengan keahlian dan nuansa yang tepat. Karakter-karakter ini menambah kekayaan naratif film dan memperkuat rasa keilmuan serta misteri yang menjadi inti dari cerita.

Penyutradaraan "Exhuma" menunjukkan keterampilan dan kepekaan dalam menciptakan suasana horor yang mencekam dan menegangkan. Sutradara mengelola tempo cerita dengan cermat, menjaga ketertarikan penonton melalui pengembangan plot yang penuh intrik dan penyampaian visual yang menakutkan. Pilihan visual dan naratif yang digunakan dalam film ini berhasil menggabungkan unsur-unsur tradisional dan modern, memberikan hasil akhir yang harmonis dan memikat.
 
Aktor Choin Min Sik dalam film “Exhuma”. (ANTARA/ Instagram @showbox.movie)


Sinematografi dalam "Exhuma" memainkan peran penting dalam menciptakan atmosfer horor yang kuat. Penggunaan pencahayaan gelap, warna-warna suram, dan komposisi visual yang terampil menambah ketegangan dan rasa mencekam. Kamera sering kali fokus pada detail-detail kecil dan sudut-sudut yang tidak terduga, memperkuat elemen kejutan dan ketidakpastian. Sinematografi ini juga membantu dalam membangun latar yang menegangkan dan menyelami kedalaman emosional serta psikologis karakter-karakter.

Baca juga: Segera tayang "Home Sweet Loan" gambarkan realitas generasi sandwich
Baca juga: "Mothernet": Film kolaborasi internasional yang dibintangi Dian Sastro dan Ringgo Agus Rahman

Skor musik dan desain suara dalam "Exhuma" berkontribusi secara signifikan terhadap keseluruhan pengalaman horor film ini. Musik yang digunakan berhasil menciptakan suasana yang menegangkan dan sering kali melankolis, mendukung narasi dan emosi yang disampaikan oleh karakter-karakter. Efek suara juga dirancang dengan cermat untuk memperkuat momen-momen kejutan dan ketegangan, menambah intensitas dan keterlibatan penonton.

Desain produksi dan kostum dalam "Exhuma" menambah keaslian dan kedalaman pada cerita. Rumah dan lokasi yang digunakan dalam film memberi nuansa misterius dan menakutkan, sementara kostum dan pernak-pernik yang digunakan menggambarkan konteks historis dan budaya yang mendalam. Elemen-elemen ini memperkuat tema film dan memperkaya pengalaman menonton.
 
Poster film horror asal Korea Selatan “Exhuma”. (ANTARA/ Tix.id)


"Exhuma" adalah film horor yang sukses menggabungkan unsur-unsur supranatural dengan elemen investigasi yang intens. Plot yang menarik, akting yang kuat, dan penyutradaraan yang terampil membuat film ini layak untuk ditonton oleh penggemar horor dan mereka yang mencari pengalaman menegangkan dengan kedalaman emosional. Sinematografi dan desain suara juga berkontribusi pada atmosfer yang mencekam, menjadikannya sebuah karya yang efektif dalam genre horor.

Baca juga: "Thaghut" hadirkan horor religi dan mitos lokal, siap tayang di bioskop 29 Agustus
Baca juga: Film komedi "Kaka Boss" ditayangkan di lima kota pada 17 Agustus

Secara keseluruhan, "Exhuma" menawarkan pengalaman horor yang memikat dengan cerita yang segar dan pengembangan karakter yang kuat. Ini adalah film yang tidak hanya menakutkan tetapi juga menggugah pemikiran, menawarkan sebuah perjalanan yang menegangkan ke dalam dunia mistis dan misteri yang kelam.
 

Land of Happiness, salah satu film terakhir mendiang Lee Sun-kyun

 

Pewarta: Brayen Jerico Saputra

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024