Mukomuko (Antara) - Produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani di Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sejak bulan Januari 2016 sampai sekarang menurun drastis hingga 70 persen.

"Sejak bulan Januari buah sawit `trek` sedikit berbuah. Tanaman sawit yang biasa berbuah sebanyak lebih dari 1 ton per hektare, sekarang hanya 300-400 kilogram," kata petani Kecamatan Air Manjuto, Edwin, di Mukomuko, Selasa.

Ia mengatakan, tanaman kelapa sawit petani di wilayah itu sedikit berbuah karena pengaruh musim kemarau panjang yang melanda wilayah itu tahun 2015. Selama itu pula tanaman kelapa sawit tidak pernah diberi pupuk.

Pada saat memasuki musim hujan sekarang ini, lanjutnya, petani baru memupuk tanaman kelapa sawit. Sehingga butuh waktu bagi tanaman kelapa sawit dalam meningkat produksinya.

"Setelah diberikan pupuk, butuh waktu berbulan-bulan menunggu produksi buah sawit petani meningkat," ujarnya.

Menurutnya, pada saat harga TBS kelapa sawit di tingkat pabrik di daerah itu mengalami kenaikan mencapai Rp1.385 per kilogram belum berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan petani sawit di wilayahnya.

Kecuali pada saat tanaman sawit berbuah normal, katanya, baru petani setempat dapat menikmati hasil panen TBS kelapa sawitnya.

Ia berharap kenaikan harga TBS kelapa sawit di pabrik dapat bertahan sampai tanaman sawit petani berbuah normal. ***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016