Kaur, Bengkulu (Antara) - Pemerintah Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu mulai mengembangkan klinik pengobatan herbal di rumah sakit umum daerah itu untuk mengurangi penggunaan obat-obatan berbahan kimia.

Bupati Kaur, Hermen Malik di Kaur, Jumat mengatakan potensi sumber daya alam untuk mengembangkan herbal sangat tinggi di kabupaten paling selatan yang berbatasan dengan Provinsi Lampung itu.

"Tahun ini kami targetkan satu klinik herbal di rumah sakit umum dan membangun satu Puskesmas pengobatan herbal," ucapnya kepada jurnalis di Kaur.

Untuk mendukung rencana itu kata Bupati, pihaknya sudah membangun sejumlah fasilitas mulai dari pemberdayaan petani untuk menanam sejumlah tumbuhan herbal antara lain jahe merah, temu lawak, kencur dan mengkudu.

Pihaknya juga membangun Pusat Ekstraksi Daerah dan Pusat Pengolahan Pascapanen Tanaman Obat (P4TO) yang berada di bawah pengelolaan Dinas Kesehatan Kabupaten Kaur.

"Empat komoditas itu yang paling banyak tersedia bahan bakunya saat ini, sambil berkembang ke berbagai jenis tanaman obat lain," tutur Hermen.

Menurut Bupati, pengembangan obat herbal ini juga untuk mengurangi ketergantungan obat-obatan yang sebagian besar merupakan produk impor.

Koordinator Pusat Pengolahan Pascapanen Tanaman Obat Dinas Kesehatan Kabupaten Kaur, Titin Sutriani mengatakan selain untuk obat-obatan, produk herbal yang dikembangkan juga untuk keperluan sehari-hari seperti sabun mandi, obat nyamuk dan masker.

"Selagi mempersiapkan pembangunan Puskesmas Herbal di Desa Sinar Pagi, kami juga mengembangkan produk herbal untuk kecantikan," tambahnya.

Saat ini kata dia ada empat komoditas tanaman obat-obatan yang dikembangkan petani di daerah ini antara lain temu lawak, jahe merah, mengkudu dan kencur.

Untuk mendukung operasional klinik herbal tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Kaur sudah memiliki tiga dokter bersertifikasi pengobatan herbal.***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016