Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan satu dari 21 puskesmas di daerah itu mulai mengintegrasikan pelayanan kesehatan primer dengan fokus pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan berdasarkan siklus hidup.
"Saat ini sudah ada satu puskesmas yang menerapkan integrasi pelayanan kesehatan primer, yakni Puskesmas Sumber Urip. Untuk 20 puskesmas lainnya ditargetkan tahun depan semuanya sudah terintegrasi," kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Rejang Lebong Alhisyam pada acara advokasi integrasi layanan primer (ILP) posyandu di Rejang Lebong, Selasa.
Dia menjelaskan, integrasi pelayanan kesehatan primer adalah upaya untuk menata dan mengkoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer dengan fokus pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan berdasarkan siklus hidup.
Penguatan pelayanan kesehatan primer ini, kata dia, penting dilakukan karena capaian standar pelayanan kesehatan minimal masih jauh dari target sehingga pemerintah melaksanakan transformasi pelayanan kesehatan primer dengan menerapkan konsep primary health care (PHC).
"Pendekatan pelayanan ini disebut integrasi pelayanan kesehatan primer dengan melibatkan puskesmas, unit pelayanan kesehatan desa/kelurahan yang disebut puskesmas pembangun dan posyandu ILP," katanya.
Menurut dia, cara kerja puskesmas pembangun itu telah menerapkan ILP dengan mengkoordinasikan pelayanan kesehatan primer berdasarkan siklus hidup dan tidak berbasis program kepala puskesmas ke dalam klaster-klaster, seperti klaster I, manajemen.
Selanjutnya klaster II, ibu dan anak, klaster III usia dewasa dan lanjut usia. Klaster IV penanggulangan penyakit menular, dan lintas klaster yang meliputi pelayanan gawat darurat, rawat inap, laboratorium dan farmasi.
Dengan adanya kegiatan advokasi ini diharapkan Tahun 2025 seluruh puskesmas di Rejang Lebong sudah menerapkan ILP. Begitu juga dengan posyandu juga akan bertransformasi menjadi posyandu ILP.
"Kalau posyandu sebelumnya hanya melayani balita dan ibu hamil saja, sekarang posyandu sudah melayani siklus kehidupan mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, remaja dan usia dewasa/usia produktif dan Lansia atau dari usia 0 tahun hingga lansia," jelasnya.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Rejang Lebong Hartini Syamsul Effendi saat membuka kegiatan advokasi posyandu ILP itu mengharapkan dapat membawa semangat baru dalam upaya peningkatan pelayanan posyandu ke depannya.
"Pertemuan advokasi ini merupakan implementasi posyandu ILP, mulai dari penyatuan persepsi seluruh peserta, penguatan pembinaan pengurus, peningkatan tugas dan fungsi posyandu. Pengembangan pelayanan posyandu dan internalisasi kegiatan posyandu," kata Hartini.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Saat ini sudah ada satu puskesmas yang menerapkan integrasi pelayanan kesehatan primer, yakni Puskesmas Sumber Urip. Untuk 20 puskesmas lainnya ditargetkan tahun depan semuanya sudah terintegrasi," kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Rejang Lebong Alhisyam pada acara advokasi integrasi layanan primer (ILP) posyandu di Rejang Lebong, Selasa.
Dia menjelaskan, integrasi pelayanan kesehatan primer adalah upaya untuk menata dan mengkoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer dengan fokus pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan berdasarkan siklus hidup.
Penguatan pelayanan kesehatan primer ini, kata dia, penting dilakukan karena capaian standar pelayanan kesehatan minimal masih jauh dari target sehingga pemerintah melaksanakan transformasi pelayanan kesehatan primer dengan menerapkan konsep primary health care (PHC).
"Pendekatan pelayanan ini disebut integrasi pelayanan kesehatan primer dengan melibatkan puskesmas, unit pelayanan kesehatan desa/kelurahan yang disebut puskesmas pembangun dan posyandu ILP," katanya.
Menurut dia, cara kerja puskesmas pembangun itu telah menerapkan ILP dengan mengkoordinasikan pelayanan kesehatan primer berdasarkan siklus hidup dan tidak berbasis program kepala puskesmas ke dalam klaster-klaster, seperti klaster I, manajemen.
Selanjutnya klaster II, ibu dan anak, klaster III usia dewasa dan lanjut usia. Klaster IV penanggulangan penyakit menular, dan lintas klaster yang meliputi pelayanan gawat darurat, rawat inap, laboratorium dan farmasi.
Dengan adanya kegiatan advokasi ini diharapkan Tahun 2025 seluruh puskesmas di Rejang Lebong sudah menerapkan ILP. Begitu juga dengan posyandu juga akan bertransformasi menjadi posyandu ILP.
"Kalau posyandu sebelumnya hanya melayani balita dan ibu hamil saja, sekarang posyandu sudah melayani siklus kehidupan mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, remaja dan usia dewasa/usia produktif dan Lansia atau dari usia 0 tahun hingga lansia," jelasnya.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Rejang Lebong Hartini Syamsul Effendi saat membuka kegiatan advokasi posyandu ILP itu mengharapkan dapat membawa semangat baru dalam upaya peningkatan pelayanan posyandu ke depannya.
"Pertemuan advokasi ini merupakan implementasi posyandu ILP, mulai dari penyatuan persepsi seluruh peserta, penguatan pembinaan pengurus, peningkatan tugas dan fungsi posyandu. Pengembangan pelayanan posyandu dan internalisasi kegiatan posyandu," kata Hartini.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024