Rejanglebong (Antara) - Kantor Seksi Wilayah II Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu akan menyosialisasikan pelestarian konservasi hutan di beberapa sekolah.
Yati Kurniati, petugas Pelindung Ekosistem Hutan (PEH) TNKS wilayah II TNKS Bengkulu-Sumsel di Rejanglebong, Jumat mengatakan sosialisasi pelestarian konservasi hutan di kalangan pelajar ini guna memberikan pengetahuan anak usia sekolah untuk memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
"Kegiatan ini akan kami laksanakan di beberapa sekolah tingkat SMP yang lokasinya berdekatan dengan kawasan TNKS maupun sekolah yang di dalam wilayah perkotaan," katanya.
Beberapa sekolah yang akan didatangi TNKS wilayah II Bengkulu-Sumsel ini, kata dia, diantaranya ialah SMP Negeri 2 Kota Curup dan SMP Negeri Kayu Manis di Kecamatan Selupu Rejang yang posisinya berdekatan dengan wilayah TNKS.
Kegiatan itu sendiri kata dia, menjadi rangkaian dari kegiatan penyelamatan ekosistem dan kelestarian alam terutama di dalam TNKS, dimana penanaman kesadaran untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan ini harus ditanamkan sejak dini.
Selain itu, pihaknya juga mengupayakan penumbuhan kesadaran dan kecintaan untuk menjaga alam agar dapat tumbuh subur sehingga tidak terputus pada kalangan ini, kemudian mengupayakan agar pendidikan konservasi ini bisa masuk muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Rejanglebong.
Kegiatan yang dilakukan pihak TNKS itu, kata Yati Kurniati, sebagai bentuk dari realisasi hasil konferensi perubahan iklim di Prancis 2015 yang salah satunya isinya ialah menjaga kenaikan suhu bumi maksimal 2 derajat yang diberlakukan pasca 2020.
Saat ini Indonesia, kata dia, masuk dalam 10 besar negara penyumbang oksigen dibumi. Hal tersebut karena Indonesia memiliki hutan dengan luas mencapai 884.950 km2.
Meskipun masuk dalam 10 besar penyumbang oksigen di bumi, namun Indonesia juga tercatat sebagai negara ketiga terbanyak yang memproduksi gas emisi rumah kaca terbesar setelah Tiongkok dan AS, dengan besaran mencapai 85 persen emisi ini berasal dari kerusakan hutan.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Yati Kurniati, petugas Pelindung Ekosistem Hutan (PEH) TNKS wilayah II TNKS Bengkulu-Sumsel di Rejanglebong, Jumat mengatakan sosialisasi pelestarian konservasi hutan di kalangan pelajar ini guna memberikan pengetahuan anak usia sekolah untuk memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
"Kegiatan ini akan kami laksanakan di beberapa sekolah tingkat SMP yang lokasinya berdekatan dengan kawasan TNKS maupun sekolah yang di dalam wilayah perkotaan," katanya.
Beberapa sekolah yang akan didatangi TNKS wilayah II Bengkulu-Sumsel ini, kata dia, diantaranya ialah SMP Negeri 2 Kota Curup dan SMP Negeri Kayu Manis di Kecamatan Selupu Rejang yang posisinya berdekatan dengan wilayah TNKS.
Kegiatan itu sendiri kata dia, menjadi rangkaian dari kegiatan penyelamatan ekosistem dan kelestarian alam terutama di dalam TNKS, dimana penanaman kesadaran untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan ini harus ditanamkan sejak dini.
Selain itu, pihaknya juga mengupayakan penumbuhan kesadaran dan kecintaan untuk menjaga alam agar dapat tumbuh subur sehingga tidak terputus pada kalangan ini, kemudian mengupayakan agar pendidikan konservasi ini bisa masuk muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Rejanglebong.
Kegiatan yang dilakukan pihak TNKS itu, kata Yati Kurniati, sebagai bentuk dari realisasi hasil konferensi perubahan iklim di Prancis 2015 yang salah satunya isinya ialah menjaga kenaikan suhu bumi maksimal 2 derajat yang diberlakukan pasca 2020.
Saat ini Indonesia, kata dia, masuk dalam 10 besar negara penyumbang oksigen dibumi. Hal tersebut karena Indonesia memiliki hutan dengan luas mencapai 884.950 km2.
Meskipun masuk dalam 10 besar penyumbang oksigen di bumi, namun Indonesia juga tercatat sebagai negara ketiga terbanyak yang memproduksi gas emisi rumah kaca terbesar setelah Tiongkok dan AS, dengan besaran mencapai 85 persen emisi ini berasal dari kerusakan hutan.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016