Bengkulu (Antara) - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu menanam lebih DARI 1.000 pohon mangrove di pinggir Pulau Tikus sebagai upaya mengatasi abrasi di pulau berjarak sembilan mil dari Kota Bengkulu itu.

"Perlu penanganan cepat untuk mengatasi pengikisan daratan Pulau Tikus dan penanaman mangrove ini salah satu upaya," kata Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti yang ikut menanam mangrove di Pulau Tikus, Senin.

Penanaman mangrove tersebut merupakan rangkaian kegiatan Pekan Nelayan dan Kemaritiman yang digelar Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk menyemarakkan Hari Nelayan 2016.

Ia mengatakan penyelamatan Pulau Tikus sebagai penyangga daratan Kota Bengkulu dari gelombang besar hingga ancaman tsunami perlu ditingkatkan.

Pengikisan daratan atau abrasi menjadi persoalan utama yang terjadi di pulau kecil itu. Akibat abrasi luas daratan Pulau Tikus terus menyusut dari 2 hektare menjadi 0,6 hektare.

Selain penanaman mangrove, pemerintah provinsi dan kelompok mahasiswa pecinta alam juga memasang boireeftek atau terumbu buatan berbahan tempurung kelapa di perairan pulau itu.

"Tidak hanya daratannya yang dipulihkan tapi juga terumbu karang karena kelestarian terumbu karang Pulau Tikus sangat penting untuk biota laut," katanya.

Selain kegiatan konservasi, untuk menyemarakkan Hari Nelayan 2016, pemerintah daerah juga menggelar pemasangan rumpon atau rumah ikan tradisional berukuran raksasa di perairan dangkal pesisir barat Sumatera.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Rinaldi mengatakan bahwa potensi maritim Bengkulu sangat besar bila dikelola dengan baik.

"Panjang pantai yang mencapai 525 kilometer dan keberadaan pulau terluar sangat strategis untuk menjadikan Bengkulu sebagai provinsi maritim," katanya.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016