Kigalia (antarabengkulu.com) - Rwanda, Uganda dan Republik Demokratik Kongo (DRC) telah meluncurkan sensus gorila gunung untuk memastikan jumlah sesungguhnya populasi gorila di ketiga negara itu.
Ketiga negara tersebut berbagi habitat gorila di Pegunungan Virunga, yang terdiri atas serangkaian gunung berapi yang membentang dari bagian barat-daya Uganda, barat-laut Rwanda dan DRC Timur dengan cakupan Taman Gorila Mgahinga, Taman Nasional Gunung Berapir dan Taman Nasional Virunga di Uganda, Rwanda serta DRC.
Goril gunung adalah spesies primata yang terancam dan hidup di Pegunungan Virunga dan termasuk sumber penghasilan ketiga negara itu dari sektor pariwisata.
Pelaksanaan sensus tersebut melibatkan penggunaan Sistem Permosisi Global (GPS) buat gorila oleh pelacak dan petugas keamanan taman dari Rwanda, Uganda dan DRC.
Selama kegiatan itu, pencacah mengikuti jejak gorila melalui pohon bambu padat di suaka margasatwa di Rwanda, dan dari sana mereka melakukan pencatatan ilmiah, kata Belise Kariza, Kepala Sektor Pariwisata di Badan Pembangunan Rwanda (RDB).
Wanita pejabat tersebut mengatakan kepada wartawan pada Sabtu (16/4) kegiatan itu memperkuat ketepatan pelaksanaan sensus sebelumnya.
"Dalam sensus gorila, orang tidak berhadapan dengan gorila; Semua yang mereka cari ialah sarang tempat gorila tidur pada malam sebelumnya. Pencacah mengambil catatan limbah padat gorila dan menyimpannya untuk pemeriksaan genetika. Dari sana mereka memastikan usia dan garis spesies yang diidentifikasi," kata Kariza, sebagaimana dikutip Xinhua, Senin.
Menurut ahli pemelihara lingkungan hidup, gorila tak pernah kembali ke sarang tempat mereka tidur pada malam sebelumnya sehingga mempermudah pencacah untuk melakukan pelacakan dalam membuat catatan yang akurat.
Menurut data statistik dari Greater Virunga Trans Boundary Collaboration (GVTC) --penanganan kerja sama Pegunungan Virunga, saat ini jumlah gorila di Pegunungan Virunga diperkirakan sebanyak 800.
Setiap lima tahun, sensus gorila dilakukan di Pegunungan Virunga.
Selama lima dasawarsa terakhir, gorila Pegunungan Virunga telah bertambah dari 274 pada 1972 jadi 480 dalam konsensus yang terakhir dilakukan pada 2010.
Pada 2005, Rwanda melakukan upacara (pemberian nama gorila) Kwita-Izina, yang telah menjadi kegiatan tahunan internasional.
Pada September tahun ini berencana memberi nama 19 bayi gorila yang dilahirkan pada penghujung 2015 dan tahun ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Ketiga negara tersebut berbagi habitat gorila di Pegunungan Virunga, yang terdiri atas serangkaian gunung berapi yang membentang dari bagian barat-daya Uganda, barat-laut Rwanda dan DRC Timur dengan cakupan Taman Gorila Mgahinga, Taman Nasional Gunung Berapir dan Taman Nasional Virunga di Uganda, Rwanda serta DRC.
Goril gunung adalah spesies primata yang terancam dan hidup di Pegunungan Virunga dan termasuk sumber penghasilan ketiga negara itu dari sektor pariwisata.
Pelaksanaan sensus tersebut melibatkan penggunaan Sistem Permosisi Global (GPS) buat gorila oleh pelacak dan petugas keamanan taman dari Rwanda, Uganda dan DRC.
Selama kegiatan itu, pencacah mengikuti jejak gorila melalui pohon bambu padat di suaka margasatwa di Rwanda, dan dari sana mereka melakukan pencatatan ilmiah, kata Belise Kariza, Kepala Sektor Pariwisata di Badan Pembangunan Rwanda (RDB).
Wanita pejabat tersebut mengatakan kepada wartawan pada Sabtu (16/4) kegiatan itu memperkuat ketepatan pelaksanaan sensus sebelumnya.
"Dalam sensus gorila, orang tidak berhadapan dengan gorila; Semua yang mereka cari ialah sarang tempat gorila tidur pada malam sebelumnya. Pencacah mengambil catatan limbah padat gorila dan menyimpannya untuk pemeriksaan genetika. Dari sana mereka memastikan usia dan garis spesies yang diidentifikasi," kata Kariza, sebagaimana dikutip Xinhua, Senin.
Menurut ahli pemelihara lingkungan hidup, gorila tak pernah kembali ke sarang tempat mereka tidur pada malam sebelumnya sehingga mempermudah pencacah untuk melakukan pelacakan dalam membuat catatan yang akurat.
Menurut data statistik dari Greater Virunga Trans Boundary Collaboration (GVTC) --penanganan kerja sama Pegunungan Virunga, saat ini jumlah gorila di Pegunungan Virunga diperkirakan sebanyak 800.
Setiap lima tahun, sensus gorila dilakukan di Pegunungan Virunga.
Selama lima dasawarsa terakhir, gorila Pegunungan Virunga telah bertambah dari 274 pada 1972 jadi 480 dalam konsensus yang terakhir dilakukan pada 2010.
Pada 2005, Rwanda melakukan upacara (pemberian nama gorila) Kwita-Izina, yang telah menjadi kegiatan tahunan internasional.
Pada September tahun ini berencana memberi nama 19 bayi gorila yang dilahirkan pada penghujung 2015 dan tahun ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016