"Hasil sensus dalam bentuk data ini tentu menjadi kebutuhan semua dan sudah tentu sebelum pelaksanaan sensus maka pencanangan dan konsolidasi menjadi penting untuk dilakukan," kata Gubernur Rohidin Mersyah saat kegiatan Pencanangan dan Konsolidasi ST2023 di Bengkulu, Senin.
Hasil sensus, menurut dia, dapat menjadi acuan bagi pemangku kebijakan untuk menentukan langkah yang tepat dan akurat ketika melakukan merealisasikan program dan kebijakan dalam meningkatkan berbagai aspek pembangunan daerah.
Apalagi, kata dia, Provinsi Bengkulu merupakan daerah yang ketergantungannya cukup tinggi pada sektor pertanian, baik dari sisi perekonomian maupun lapangan kerja. Berdasarkan kajian statistik Badan Pusat Statistik (BPS) sekitar 45,41 persen masyarakat Bengkulu bekerja sebagai petani.
"Porsi sektor pertanian terhadap PDB total Bengkulu itu mencapai pada angka 27,69 persen," kata Rohidin.
Ia menilai Sensus Pertanian 2023 akan bisa merinci persoalan apa saja yang membuat pertanian di Provinsi Bengkulu tidak begitu memberi pengaruh besar, meski mayoritas masyarakat bekerja di bidang pertanian.
Dari hasil sensus tersebut, kata dia, pemerintah daerah (pemda) kelak dapat menentukan program tepat sasaran untuk meningkatkan kinerja pertanian di Provinsi Bengkulu.
"Selama ini untuk program-program pertanian misalnya kami bantu bibit, kami perbaiki jalan sentra produksi. Tapi kadang-kadang evaluasi kami mendapatkan hasil tidak seperti itu, bantuan bibit justru mayoritas bukan orang yang miskin dan sangat miskin yang menerima. Jadi tidak tepat sasaran," kata Rohidin.
Sementara dengan hasil ST2023 dan digabungkan dengan hasil kegiatan Registrasi Sosial Ekonomi 2023, menurut dia, program peningkatan kualitas dan kuantitas pertanian ke depannya menjadi lebih tepat sasaran. Oleh karena itu, ditegaskannya, penting untuk menyukseskan penyelenggaraan ST2023.